Dikutip dari Status Facebook Buni Yani, 8 Oktober 2016 

TEROR MULAI JALAN

Pagi ini ketika sampai di kantor, terjadi kehebohan. Staf yang lain bercerita bahwa sebelumnya tiba-tiba ada orang menelepon mencari saya. Dia menghardik, berkata kasar, dan mengancam akan menyerbu dan membawa orang ke kampus tempat saya mengajar yaitu LSPR – Jakarta.

Saya shocked. Seketika saya tahu teror sudah mulai dijalankan untuk mempreteli satu per satu apa yang saya punya.

LSPR – Jakarta adalah lembaga yang sangat saya cintai. Saya sudah bekerja di sini sejak sekitar 2004, sekitar dua tahun setelah saya pulang belajar dari Ohio di Amerika. Karena kecintaan saya kepada kampus ini yang telah memberikan saya penghidupan dan tempat berkarya, maka saya merasa wajib melindunginya dari orang-orang yang ingin menyangkutkannya dengan aktivitas saya di luar kampus.

Maka sejak hari ini saya meminta kepada atasan untuk mengundurkan diri untuk sementara dari kampus yang saya cintai ini sampai pemolisian kasus video ini selesai.

Dengan ini saya mengirim pesan kepada para peneror bahwa kampus saya tidak ada sangkut pautnya dengan aktivitas saya di luar kampus dan tak layak jadi sasaran keberingasan.

Kalau mau meneror, terorlah saya, bukan yang lain. Bukan tempat saya bekerja, bukan keluarga, bukan kawan. Mereka tak ada sangkut-pautnya dengan saya.

Kepada para peneror, saya ingin katakan bahwa saya, Buni Yani, tak akan tunduk pada teror dan gertak. Anda salah sasaran dan akan gagal karena saya lebih besar daripada teror yang Anda jalankan. Kenapa saya begitu yakin? Karena publik mendukung saya untuk memperjuangkan kepentingan mereka.

Dua hal yang saya perjuangkan adalah: (1) kebebasan mengemukakan pendapat tidak boleh tunduk di bawah teror dan represi,

dan (2) siapa saja yang menista agama harus dibawa ke pengadilan. Siapa pun harus tunduk pada dua nilai ini kalau demokrasi mau berjalan.

Hanya kepada Allah saja saya menyerahkan diri. Bukan menghamba pada teror, bukan mengerdilkan diri di bawah gertak. ***