Maskot Pilkada Jakarta (Foto/Kpujakarta.go.id)

Pengantar

Ini soal kisah Secuil Polemik Kecil dua tokoh, yang satu adalah kontestan Pilkada 2016 dan yang satu lagi adalah staf pengajar di UI. Anies dan Ade  dan kami sengaja angkat untuk bahan renungan. Kami tak berpihat pada siapapun, namun ini unik, karena keduanya punya argumentasi….selamat menyimak

Surat “Cinta” Ade Armando Untuk Anies Baswedan

Mas Anies Baswedan, Anda dapat mencegah perpecahan bangsa ini. Kalau Anda mau.

Saya baru saja membaca tulisan Anda di laman FB resmi Anda (8 Oktober) yang isinya mengecam Ahok dalam kasus Al Maidah yang menghebohkan itu.

Saya semula adalah pengagum Anda. Saya menempatkan Anda sebagai salah satu dari 25 Tokoh Islam Damai di majalah Madina yang saya pimpin, delapan tahun yang lalu. Ketika saya menjadi anggota pengurus Yayasan Paramadina, saya mendukung Anda untuk terpilih menjadi rektor Universitas Paramadina untuk kedua kali. Saya ikut mempromosikan program Indonesia Mengajar yang Anda kembangkan. Saya membela Anda ketika saya mendengar berbagai kritik setelah Anda terpilih menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Saya semula percaya bahwa Anda adalah salah satu tokoh Muslim Muda yang diharapkan Indonesia: pintar, saleh, gagah, demokratis, dan pluralis.

Saya terkesan dengan pernyataan Anda bahwa yang harus dikembangkan adalah Islam Jalan Tengah.

Tapi kini, saya kuatir Anda sedang menghancurkan kehormatan Anda sendiri.

Komentar anda soal kontroversi Ahok dan Al Maidah sama sekali tidak menunjukkan adanya intelektualitas dan integritas dalam diri Anda saat ini. Anda mengabaikan begitu saja fakta bahwa video yang beredar itu adalah hasil editan yang jahat, yang menghilangkan konteks dan sangat potensial menimbulkan kesan yang salah tentang Ahok.

Saya heran bagaimana mungkin Anda mengawali tulisan Anda dengan pernyataan: “Hari-hari ini ketenteraman terganggu, kenyamanan terusik dan kemarahan tersulut oleh pernyataan Gubernur DKI Jakarta. “

Sebagai orang pintar, bagaimana mungkin Anda menganggap bahwa persoalan sesungguhnya ada pada pernyataan Ahok dan bukan pada upaya menyesatan opini public melalui kutipan pernyataan yang diplintir dan dilepaskan dari konteks utuhnya?
Dan kemudian Anda berulang-ulang berusaha menekankan bahwa Anda sangat peduli pada kebhinekaan Indonesia seraya menggambarkan bahwa Ahok (sebagai ‘pihak lain’) mengabaikannya begitu saja. Anda bahkan merestui pihak-pihak yang akan menuntut Ahok secara hukum. Anda menutup tulisan Anda dengan ajakan: “. . . mari jaga komitmen menjadikan Pilkada DKI Jakarta ini sebagai pesta demokrasi dan festival gagasan yang penuh dengan kesejukan dan keceriaan.”

Sebagaimana saya baca dalam komentar-komentar di FB Anda, ada banyak orang yang selama ini mengagumi Anda tak percaya dengan ketulusan sikap Anda tersebut. Saya juga.

Mas Anies, yang saat ini secara aktif mengangkat isu-isu yang memecahbelah bangsa adalah kubu pendukung Anda. Fanpage Anies Baswedan – Sandiaga Uno masih terus mengangkat isu agama untuk menyerang Ahok. Serangan terhadap Ahok dengan tuduhan kafir terus menggema di ruang public: di masjid, di pengajian, di media sosial. Pemelintiran pernyataan Ahok juga dilakukan oleh kubu Anda, termasuk oleh seorang aktivis media sosial pendukung Anda, Buni Yani.

Anda sudah berjanji tidak akan membiarkan isu SARA digunakan dalam Pilkada DKI 2017. Tapi nyatanya, itu terus terjadi dan Anda diam saja. Yang menyatakan jangan terprovokasi dengan isu SARA adalah kubu Agus Yudhoyono. Bukan Anda!

Kalau sekarang isu pengkafiran Ahok terus dilakukan, yang akan hancur adalah bangsa ini. Anda akan memecah bukan saja penduduk Jakarta, tapi juga bangsa Indonesia, dengan pengotakan ‘Islam’ versus ‘non-Islam’. Harga yang harus dibayar akibat isu SARA ini bisa sangat mahal dan lama.

Jadi, Mas Anies Baswedan, lakukanlah sesuatu. Hentikanlah kubu Anda untuk terus menggunakan isu SARA. Berkonsentrasilah pada isu gagasan dan program.
Jangan jual kehormatan Anda hanya untuk mencapai kekuasaan.

Mas Anies Baswedan, Anda dapat mencegah perpecahan bangsa ini. Kalau Anda mau.

Dan ini

Tanggapan Terhadap Tulisan Mas Ade Armando

Baru-baru ini saya mendapat informasi tentang tulisan Mas Ade Armando di situs Madina terkait sebuah fanpage Facebook yang mengatasnamakan Anies-Sandi dan menyebarkan posting dan meme yang bersifat penghinaan dan menyinggung SARA. Dalam tulisan itu pula Mas Ade Armando menulis dengan nada keras beberapa hal terkait saya dan tim.

Sejak kemarin saya menelpon dan berkirim SMS ke Mas Ade. Alhamdulillah akhirnya tadi pagi kami tersambung dan bicara. Saya merasa inilah etika yang harus dijaga, saya pastikan dulu bahwa tulisan itu benar dari Mas Ade.

Saya percaya bahwa komunikasi langsung adalah cara terbaik, apalagi kami kenal baik. Terlalu banyak kejadian perenggang hubungan karena tak jalankan komunikasi tapi hanya berekspresi secara sepihak. Komunikasi menandakan ada pertukaran informasi, sementara ekspresi sekadar mengungkapkan, baik informasi, rasa atupun ide.

Saya ceritakan pada Mas Ade via telepon tadi bahwa akhir-akhir ini muncul akun-akun menggunakan nama Anies-Sandi padahal itu bukan dibuat oleh kami dan ataupun tim. Termasuk fanpage yang dirujuk oleh Mas Ade, fanpage tersebut BUKAN fanpage resmi kandidat Anies-Sandi.

Saya juga menyampaikan harapan bahwa Mas Ade Armando dan kita semua melakukan langkah mendasar sebelum begitu bersemangat mengomentari dan menyebarkan sebuah informasi, yaitu dengan mengecek kebenaran informasi dan kesahihan.

Pada era informasi yang begitu deras dan simpang siur, kehati-hatian dalam menilai dan menyebarkan sebuah informasi perlu kita pegang erat. Dalam waktu sangat dekat, kami akan mengumumkan seluruh situs, kanal dan akun media sosial resmi tim Anies-Sandi.

Dalam pembicaraan tadi pagi, Mas Ade Armando juga menyampaikan bahwa beliau pun sebenarnya belum yakin bahwa tulisan itu dari akun resmi kita, sayangnya beliau tidak mengecek dulu sebelum menulis. Tapi sudah lah, itu sudah terjadi. Yang penting sekarang beliau memahami penjelasan itu dan akan melakukan klarifikasi terhadap tulisannya. Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi, bahwa Mas Ade tetap figur objektif dan fair seperti yang saya kenal selama ini.

Sederhana sekali sebenarnya, banyak potensi keretakan bisa dicegah jika kita sering cek, ricek dan berkomunikasi.

Sebagai catatan, sejak awal kami sudah bertekad menjalankan kampanye Pilkada DKI sebagai sebuah festival karya dan gagasan yang baik dan mulia. Komitmen ini kami tegaskan dalam pakta integritas yang ditandatangani oleh tim kampanye Anies-Sandi untuk menjadi panduan bagi seluruh pendukung. Bila ada pendukung setiap kandidat yang melampaui batas, mari kita ingatkan bersama tentang komitmen yang dipegang oleh seluruh kandidat.

Saya, pak Basuki Tjahja Purnama dan mas Agus Yudhoyono adalah teman dalam berdemokrasi dan teman dalam kehidupan sehari-hari. Kebetulan kami menjadi lawan dalam Pilkada ini, namun bukan berarti kami bermusuhan. Mari kita jalankan Pilkada DKI ini dengan penuh keceriaan sebagai suatu festival demokrasi.

Salam,
Anies Baswedan

ATA/JKST