JAKARTASATU – Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi mengatakan, hasil survei terbaru lembaganya terkait Pilkada DKI Jakarta menemukan fenomena baru yakni adanya kepuasan kinerja yang tidak berbanding lurus dengan elektabilitas.
Hasil terbaru survei Indikator menempatkan Ahok berada di peringkat kedua dengan elektabilitas 26,2 persen. Sementara, peringkat pertama ditempati Agus Harimurti Yudhoyono dengan elektabilitas 30,4 persen.
Calon lainnya, Anies Baswedan berada di peringkat ketiga dengan elektabilitas 24,5 persen.
Padahal, menurutnya, mayoritas warga Jakarta menyatakan puas dengan kinerja pemerintahan gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, namun kepuasan itu tak tercermin dalam persentase yang akan memilihnya.
“Ada perbedaan antara hati dan pikiran. Kepala mereka masih rasional. Mereka puas terhadap kinerja, tetapi enggak mau milih,” kata Burhanuddin di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/11/2016).
Menurut Burhan, fenomena yang ditemukan surveynya tadi baru terjadi kali ini. “Kita sudah pengalaman survei ribuan kali, tetapi baru kali ini ada data kinerja dan elektabilitas tidak berbanding lurus. Biasanya kalau puas akan memilih lagi,” ujar Burhan.
Burhan mengatakan, faktor utama yang menggerus elektabilitas Ahok terutama karena kontroversi mengenai Surat Al Maidah ayat 51 yang kemudian menyulut demonstrasi 4 November lalu.
“Kepuasan itu terdesak oleh opini yang bergulir selama sebulan terakhir. Itu yang membuat kepuasan tidak serta-merta mengarahkan mereka memilih calon yang kinerjanya bagus,” kata Burhan.
Survei Indikator dilakukan pada 15 November sampai 22 November 2016, atau dimulai sehari sebelum Ahok ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama.
Survei dilakukan terhadap 798 responden warga DKI Jakarta melalui wawancara tatap muka.
Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan margin of error 3,6 persen dan menggunakan anggaran pribadi.|JKST