Seminar internasional di kampus dua Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. (Foto/Puskamnas)

Jakartasatu.com – Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (UBJ) bekerjasama dengan University of Mindanao Phillipine. Kerjasama tersebut adalah kerjasama dalam bidang pendidikan meliputi pertukaran mahasiswa, pertukaran dosen, riset gabungan dan cara mengelola jurnal internasional.

“Hal ini kita lakukan untuk menjadikan Kampus Universitas Bhayangkara Jakarta Raya menjadi World Class University,” kata Rektor Univesitas Bhayangkara Jakarta Raya Irjen Pol (Purn) Bambang Karsono disela-sela acara seminar internasional bertajuk “International Seminar on Academic Collaboration and the challenges of Asean Integration” di kampus 2 UBJ Jalan Raya Perjuangan Kelurahan Marga Mulya, Bekasi Utara Jawa Barat Senin 28 November 2016.

Purnawiranan jenderal polisi bintang dua itu menambahkan, jika pihaknya sudah melakukan penjajakan dengan menyambangi University of Mindanao Philippine pada tanggal 2 Agustus tahun 2016.

“Mereka kasih tanggapan yang baik dan mereka kita undang ke Indonesia. Hasilnya ini, kita adakan seminar internasional bersama,” sambung Bambang.

Masih kata Bambang, pihaknya dalam waktu dekat bersama dengan jajaran sivitas akademik akan menggelar rapat teknis untuk merealisasikan kerjasama tersebut.

“Besok kita adakan rapat teknis sehingga tahun depan sudah terlaksana dengan baik,” tandas Bambang Karsono.

Di tepi lain Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional (Puskamnas) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Prof Hermawan Sulistyo yang juga didapuk sebagai salah seorang pembicara menjelaskan, selain kerjasama dalam bidang pendidikan dan akademik, pihaknya juga akan melakukan kerjasama dalam isu-isu keamanan nasional.

Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan pemetaan. Sebagai contoh kasus narkotika, kasus penyelundupan orang dan kasus terorisme. Untuk kasus terorisme adalah kasus yang paling menarik perhatian banyak orang, sebab kelompok Abu Sayaaf pernah 4 kali melakukan penyanderaan kepada pelaut-pelaut dan pekerja dari Indonesia.

“Selama ini kan kita belum punya database yang memadai soal tersebut. Nah disini kita akan ambil peran. Kita akan lakukan kajian dan melakukan pemetaan. Contoh lain senjata yang digunakan oleh teroris di Indonesia kan asalnya dari Mindanau, dari kelompok Abu Sayyaf. Pada titik itulah kita akan lakukan kajian akademik,” tandasnya.