Agus Harimurti Yudhoyono/Net

Oleh   Ferdinand Hutahaean

Ketidak hadiran Agus dan Silvy pada sebuah acara stasiun TV yang di design sebagai sebuah debat tampaknya dijadikan beberapa pihak sebagai bahan untuk mendiskreditkan pasangan Agus Silvy. Mereka salah, ketidak hadiran itu bukan karena takut. Tapi karena Agus dan Silvy ingin menjadi pemimpin yang lebih banyak mendengar rakyat bukan lebih banyak bicara.

Saya masih ingat sepotong kalimat yang singkat tapi padat makna yang meluncur dari lisan Agus Harimurti. Saya ingin mengutipnya dalam tulisan berbunyi sebagai berikut : Saya berada disini untuk mempin perubahan kearah yang lebih baik". Penggalan kalimat itu bentuk penegasan bahwa Agus menjadi calon gubernur adalah untuk memimpin, bukan untuk menjadi penguasa. Pemimpin itu harus banyak mendengar dan bukan sebaliknya banyak bicara.

Debat Tidak Resmi

Acara debat disalah satu stasiun TV yang berlangsung kemarin bukanlah sebuah debat resmi agenda KPUD. Akan tetapi itu adalah acara biasa yang tidak wajib dan tidak begitu penting untuk dihadiri. Mengapa tidak penting? Karena mamfaat acara itu tidak begitu bermamfaat dan hanya menghabiskan energi serta waktu dan justru merampas waktu untuk dekat dengan rakyat.

Sudah menjadi pilihan tepat ketika  Agus dan Silvy tidak menghadiri acara debat tersebut. Selain tidak bermamfaat, acara tersebut adalah agenda tidak resmi KUPD. Berbeda hal nanti ketika Januari 2017 memasuki agenda debat resmi, maka dipastikan Agus dan Silvy akan hadir karena itu ketentuan yang wajib.

Debat Untuk Mengukur Lawan?

Publik tentu tahu stasiun TV yang menyelenggarakan debat kemarin teraviliasi dengan sebuah kelompok yang diduga memiliki keberpihakan kepada salah satu calon gubernur saat ini.

Kecurigaan tentu syah saja muncul ketika undangan debat tidak resmi KPUD tersebut justru bertujuan untuk mengukur dalamnya air. Bertujuan untuk mengukur kemampuan debat lawan. Sehingga nanti pada saat debat resmi sesuai agenda KPUD, pihak dibalik acara itu sudah paham kekuatan dan kemampuan lawan debatnya. Dengan demikian, siapa yang untung siapa yang rugi jika hadir dalam debat tersebut?

Ijinkan saya menertawakan para pembully itu sekarang…. hehehehe…..

Memilih Mendengar

Disela ketidak hadiran Agus diacara debat tersebut, Agus justru sedang mendengar keluh kesah masyarakat terutama dari masyarakat Jakarta keturunan Tionghoa atau Cina  di wilayah Jakarta. Jadi sekarang lebih penting mana? Tampil narsis di TV atau datang ke tengah rakyat dan mendengar keluh kesah mereka yang selama ini terluka hatinya? Lebih baik dan lebih berguna datang ke rakyat, mendengar dan membalut luka hati masyarakat Jakarta yang selama ini terluka akibat arogansi penguasa yang tidak pernah jadi pemimpin.

Akhir kata, kenapa ya Ahok lebih banyak di Rumah Lembang kampanye dan jarang turun kampanye kerakyat?

Jakarta, 16 Desember 2016