JakartaSatu – Anies Baswedan Ph.D Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga turut hadir pada acara pengajian bulanan Front Pembela Islam (FPI) di Markaz Syariah FPI Petamburan, Ahad pagi 1/1/2017.

Dalam kesempatan ini Anies Baswedan mengklarifikasi berbagai tuduhan dan fitnah yang menimpa dirinya bahwa ia dibilang pengikut Syi’ah, Wahabi dan Liberal.

Anies membuka penjelasannya dengan mengatakan bahwa di Universitas Al Azhar Mesir dulunya tidak ada mahasiswa perempuan, tetapi kemudian orang Indonesialah yang membuka kesempatan itu. Karena itu ia menyatakan Indonesia adalah tempat yang menjadi sumber inspirasi umat Islam dunia.

Anies: “Indonesia adalah tempat sumber inspirasi umat Islam dunia dan sumber terbaru itu adalah Aksi Bela Islam pada 2 Desember 2016 atau Aksi 212.”

Anies menyatakan bahwa pada Aksi Super Damai 212 walau jutaan umat Islam hadir dalam keadaan marah namun aksi tersebut terbukti berjalan dengan sangat damai.

Pernyataan Anies ini memang benar adanya. Dan kemarahan jutaan umat Islam sehingga datang berkumpul pada Aksi 212 di Monas dan sekitarnya itu bukanlah tanpa sebab. Tetapi umat Islam marah karena Kitab Sucinya Al-Qur’an khususnya Surat Al Maidah ayat 51 dilecehkan oleh Zhong Wan Xie alias Ahoax.

“Dunia terkejut pada Aksi 212 kok bisa 7,8 juta orang berkumpul dan marah, iya mereka semua dalam keadaan marah, tapi tidak meninggalkan kekerasan, apalagi meninggalkan sampah.”

“Di indonesia 7,8 juta orang hadir dalam Aksi yang berujung Sholat Jum’at dan dzikir bersama. Dunia sudah dibikin terkaget-kaget oleh indonesia”, demikian kata Anies.

“Sayapun hari ini kaget, FPI gambarannya beda dengan yang diberitakan media, bahkan disini saya lihat materi belajarnya berat betul. Membahas materi yang seharusnya untuk Mahasiswa S-2.”

“Karena Materi yang diberikan oleh Dr. Abdul Chair tadi 12 halaman catatan kakinya saja sampai mencapai 6 halaman, jadi tentu isi papernya itu sangat kuat dan sangat sulit untuk dibantah.”

Memang sebelum Anies bicara, Dr. Abdul Chair Ramadhan dari MUI dan Sekjen FUI KH. Muhammad Al Khaththath memaparkan materi tentang Syi’ah dan lain-lain kepada para hadirin secara lengkap dan mendetail.

Kemudian tiba saatnya Anies menjawab berbagai fitnahan yang menerpa dirinya.

“Saya diisukan Syi’ah, saya terus terang tidak tahu rujukannya dimana, kalau dibilang liberal saya tau rujukan tuduhan mereka dari mana, tapi disebut Syi’ah saya betul-betul tidak tau. Kecuali mungkin karena saya sebagai Menteri Pendidikan pernah menerima kunjungan Kedubes Iran, dan oleh Kedubes Iran foto itu kemudian mereka sebar luaskan.”

Anies melanjutkan, “Padahal saat saya bertemu dengan dubes-dubes lain tidak disebarkan fotonya, tapi begitu bertemu dengan Dubes Iran foto itu dihebohkan dan dikatakan saya Syi’ah.”

Dengan tegas dihadapan ribuan umat Islam di Markaz FPI Petamburan Anies Baswedan menyatakan:

“Saya bukan Syi’ah, saya adalah Ahlussunnah Wal Jamaah”, demikian kata Anies yang disambut dengan pekikan takbir oleh para Jama’ah.

Lalu Anies bercerita tentang kakeknya yang merupakan tokoh nasional pejuang kemerdekaan Indonesia.

“Yang mengirimkan pesan ke Syafrudin Prawiranegara saat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia adalah Abdurrahman Baswedan, kakek saya yang saat itu berada di Jogja. Beliau anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia).”

“Kakek saya Abdurrahman Baswedan ini juga adalah pendiri PAI, Partai Arab Indonesia. Pada tahun 1934 PAI sudah menyatakan sumpah setia bahwa tanah air mereka adalah Indonesia. Ini sudah dilakukan tahun 1934, padahal Indonesiapun saat itu belum merdeka!”

“Jadi para keturunan Arab di Indonesia sudah menyatakan sumpah setia pada tanah air Indonesia sebelum Indonesianya ada. Tidak ada warga keturunan yang lain melakukan itu di Indonesia selain keturunan Arab. Cikal bakalnya adalah di perguruan Jamiat Kheir yang merupakan cikal bakal pergerakan Islam.”

“PAI tujuannya adalah indonesia merdeka, setelah indonesia merdeka alias tujuannya telah tercapai, maka PAI langsung membubarkan diri. Sungguh luar biasa. Apa ada partai lain yang begitu tujuannya tercapai mereka langsung membubarkan diri? Bukan dibubarkan tetapi membubarkan diri. Itulah yang dilakukan oleh PAI.”

“Lalu setelah itu para pengurus PAI dibebaskan untuk selanjutnya mau kemana, apakah bergabung ke Masyumi, NU dan lain-lain. Tapi yang penting tujuan sudah tercapai yaitu Indonesia merdeka.”

“Mengenai tuduhan saya dibilang Wahabi, sama seperti tuduhan bahwa saya Syi’ah, saya nyatakan saya bukan Wahabi, ciri-ciri Wahabipun saya tidak ada.”

“Terakhir mengenai tuduhan saya liberal. Perlu saya beritahukan bahwa saya adalah Rektor Universitas Paramadina, Rektor sebelumnya adalah Muhammad Shohibul Iman yg kini jd Presiden PKS. Tentu tidak mungkin seorang Shohibul Iman dari PKS membiarkan Universitas Paramadina dipimpin oleh seorang liberal.”

“Paramadina dulu adalah tempat munculnya berbagai kontroversi, seperti kawin lintas madzhab. Tapi itu sebelum tahun 2006. Sebelum saya menjadi rektor disana.”

“Dulu ada api disitu, dan apinya sudah kita padamkan. Walaupun orang hanya meributkan apinya dan tak pernah menanyakan siapa yang memadamkan api. Dalam sembilan tahun terakhir tidak ada kontroversi di Paramadina, saat saya meneruskan sebagai rektor disana sejak 2007-2014.”

“Saat saya menjadi rektor di Universitas Paramadina ada berbagai permintaan yang saya tolak dari beberapa pihak seperti misalnya mata kuliah LGBT. Saya menolak dan seusai itu banyak suara-suara yang menyerang Paramadina. Bahkan kemudian mereka mengatakan paramadina telah mengalami kemunduran karena menolak mata kuliah tersebut. Terserah saja mereka berkata begitu.”

Anies kemudian dengan cerdik berkata:

“Seusai sholat malam kan kita Sholat Witir. Witir 1 roka’at boleh, 2 roka’at ga boleh. 3 roka’at boleh. Afdhol mana Witir 1 atau 3 roka’at?”, Para hadirin pun tertawa terbahak-bahak mendengar pemaparan Anies.

Kemudian dalam sesi tanya jawab Anies sempat ditanya oleh salah seorang Jama’ah bagaimana soal Reklamasi Teluk Jakarta, apakah Anies akan melanjutkan proyek para pemodal itu atau tidak. Anies menjawab posisinya secara jelas dan tegas, yaitu menolak Reklamasi.

“Reklamasi resikonya besar. Kita akan ikhtiarkan untuk kepentingan rakyat di jakarta. Jadi sikap Anies: tolak reklamasi! Kita akan menghentikan reklamasi di Teluk Jakarta, kita kembalikan kepentingan nelayan dan masyarakat sekitar. Pulau reklamasi yang sudah terlanjur dibangun akan digunakan untuk kepentingan publik, dan kami menolak pembangunan pulau-pulau baru.”

Pembangunan di Jakarta selama ini yang mana seluruh air dikirim ke laut juga dipertanyakan oleh Anies. Karena air hujan itu dari Allah, dan sunnatullah air hujan itu harusnya ditampung di tanah. Jadi air dikirim ke laut di Jakarta adalah fatal, terbukti efeknya di Jakarta saat ini bawah tanahnya tak ada air.

Anies menyatakan ada buku mengenai tokoh-tokoh liberal dan siapa saja mereka.

“Ada buku 50 Tokoh Liberal dan siapa saja mereka. Dan disana tak ada nama Anies. Jadi liberal pun tak menganggap saya sebagai liberal. Maka itu sungguh aneh kalau saya disebut liberal. Insya Allah ini silaturahmi pertama, untuk selanjutnya kembali saya akan hadir di Universitas Terbuka Petamburan.”

“Saya sudah jalan masuk ke kampung-kampung di Jakarta, saya menemukan kemiskinan yang lebih ekstrim dari tempat-tempat lain, di tempat ini kemiskinan sungguh parah. Saya pernah pertanyakan ke Ahok, kenapa selama ini pembangunan hanya mengurusi benda mati, bukan pembangunan manusianya.”

“Pengangguran terbuka di Jakarta saat ini sudah lebih dari 500 ribu orang. Dan 3,5 juta orang di Jakarta berpenghasilan dibawah 1 juta per bulan.”

“Fokus kita adalah membuat sekolah umum baik negeri maupun madrasah di Jakarta dengan sebaik mungkin. Fokus kita pada pembangunan manusia.”

“Saya juga katakan ke Ahok kenapa baru sekarang ia bicara soal pembangunan manusia? Silahkan cek di Kompas TV pertanyaan saya itu.”

“Di Jakarta saat ini Guru pendidikan PAUD atau TPA gajinya tidak sampai 1,5 juta sementara PPSU atau Pasukan Oranye 3,1 juta. Ini bukan keadilan namanya”, demikian tutup Anies.

Keterangan foto: Anies Baswedan memberikan pemaparan pada pengajian bulanan FPI di Petamburan disaksikan oleh Imam Besar FPI Habib Muhammad Rizieq Shihab, Ahad 1/1/2017. |gubernurmuslim.com