Zeng Wei Jian

LIMA PROGRAM ANIES-SANDI
by Zeng Wei Jian

Di antara ketiga paslon, program Anies-Sandi yang terbaik. Ini program paten. Pro rakyat. Bersifat mensejahterakan orang banyak. Hasil dari pengalaman dan pemahaman geo politik, sosial dan kultur Batavia.

Setengah dari lima program itu kebalikan kebijakan Ahok. Sisanya, penerusan dan pengembangan program yang sudah ada. Plus satu program orisinal Sandiaga i.e. menciptakan 200 ribu orang enterpreuner baru.

Pertama, Tolak Reklamasi. Ini program revolusioner. Melawan kepentingan pemilik modal besar. Di soal reklamasi, Anies-Sandi bersikap tegas dan jelas. Malpraktek reklamasi disinyalir menjadikan Jakarta rentan banjir. Reklamasi juga berdampak pada program menggusur berskala masif. Rumah-rumah warga dibombardir sebagai akses jalan menuju pulau reklamasi.

Program Kedua, Menghentikan Penggusuran. Sepanjang tahun 2015, Ahok menggusur 113 titik. Jakarta Timur dan Utara sebanyak 62 titik, Jakarta Pusat 23 kasus dan Jakarta Barat dan Selatan sebanyak 28 kasus. Ini baru setahun saja. LBH Jakarta mencatat para korban penggusuran di 72 lokasi malah tidak kebagian rusun.

“Jumlah korban yang terdampak oleh semua penggusuran itu mencapai 8.145 kepala keluarga (KK) dan 6.283 unit usaha,” kata LBH Jakarta.

Sutiyoso, selama periode 5 tahun, menggusur 8 ribu KK. Angka sama dicapai Ahok dalam setahun. Jika bukan beringas, maka istilah “brutal” layak disandang program penggusuran Ahok.

Ketiga dan Keempat, KJP dan KJS Plus. Kedua program ini diinisiasi Jokowi. Sama seperti Proyek JEDI soal normalisasi 13 sungai yang diinisiasi Foke, diteruskan Jokowi dan Ahok.

Anies-Sandi berencana menambah nominal KJP-KJS dan memperbaiki tehnis pelaksanaannya. Dibutuhkan ketenangan, pemahaman, kebijaksanaan dalam memperbaiki Program KJP-KJS. Ahok sempat memaki seorang perempuan akibat kelemahan pemda dalam komunikasi dan informasi terkait KJP.

Kelima, Menciptakan 200.000 orang enterpreuner baru. Ini program orisinil. Latar belakangan Sandiaga Uno membuat program ini jadi realistik.

Ahok kurang perhatian soal pembukaan lapangan kerja baru. Jakarta butuh banyak pengusaha baru. Tungku ekonomi rakyat mesti dipanaskan dengan inovasi dan kemampuan menciptakan lapangan kerja. Sehingga rakyat punya kesempatan untuk sejahtera. Bila sudah sejahtera, tidak akan ada lagi “slum area” yang kerap mengganggu mata kelas menengah ngehek (middle class-small minded people).

THE END