JAKARTASATU – Debat Pilkada Jakarta 2017 berlangsung seru. Isu menguat adalah Bangun Jakarta, Penggusuran, Alexis dan Politik bagi Rakyat inilah kira-kira hitungannya soal siapa yang kelak bisa mempim Jakarta, dan pemilih akan bisa melihat siapa Gubernur kelak untuk limat tahun kedepan.

Kata Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat Penggusuran Justru Memanusiawikan Warga Ibu Kota, begitu ujar Djarot Saiful Hidayat berdalih dalam Debat Pilkada Jakarta 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (13/1). Cawagub petahana dari PDI-P ini tidak bisa menjelaskan secara komprehensif soal tujuan dan manfaat penggusuran.

“Warga Ibu Kota tidak boleh tinggal di bantaran kali, tidak boleh di kolong-kolong jembatan, yang setiap saat bisa kebanjiran, sungguh tidak manusiawi,” kata Djarot. Dalam debat itu ia hanya mengatakan Pemprov DKI tidak begitu saja ‘melepas’ warga yang pemukimannya di gusur. Para warga ini dipindahkan ke Rumah Susun yang telah dibangun oleh Pemprov.

“Maka kami berkomitmen menyediakan rusun yang layak. Kita juga mensubsidi kebutuhannya. Pendidikannya kita tanggung, kesehatannya kita tanggung,” jelasnya.

Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyadari bahwa seorang pemimpin tak hanya harus jujur. Kata dia, pemimpin harus memiliki sifat yang lengkap, tak cuma jujur.

Gubernur DKI nonaktif yang dikenal suka ‘mencak-mencak’ ini menilai, seorang pemimpin selain jujur, harus juga santun, serta memiliki integritas yang kuat.

Pemilik Alexis bersma Gubernur lama/ist

“Kalau ada timses yang mengatakan, nggak apa-apa nggak jujur, yang penting santun. Salah saya bilang. Atau, buat apa jujur, kerja santun tapi nggak jujur, salah juga. Yang paling ideal, kita harus berintegritas, rekam jejak yang baik, dan juga santun,” ujar Terdakwa kasus penistaan Agama Ahok, saat debat Cagub dan Cawagub DKI.

Terdakwa kasus penodaan agama ini pun bangga bisa mendapatkan warisan sebagai Gubernur DKI yang diwariskan Presiden Joko Widodo.

“Ada orang mengatakan, integritas baru teruji kalau ada di bidang kekuasaan. Dan kami bersyukur kami pernah berkuasa, baik jadi Bupati, anggota DPR, saya Wagub, Gubernur,” akunya.

Sementara Calon Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta, putra darai mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono juga membahas soal maraknya menyoroti penggusuran warga Jakarta belakangan ini saat Debat Pilkada 2017 berlangsung. Jika terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta, Agus tak akan melakukan penggusuran dengan alasan membangun Jakarta tanpa menggusur. “Karena penggusuran meningkatkan kemiskinan, mereka menjadi kehilangan segalanya, mata pencaharian, teman dan lain-lain,” ujarnya.

Ia menjelaskan masih banyak warga yang menjadi korban gusuran masih trauma hingga saat ini. Dan ia sangat miris melihat kenyataan tersebut. Silakan saksikan film Jakarta Unfair.

“Mereka menangis saat digusur begitu saja, tanpa diberikan kompensasi. Mereka masih trauma dan stres,” katanya.

Ia pun menegaskan bahwa masih banyak cara membangun Jakarta tanpa harus menggusur atau menambah sulit warganya.

“Banyak cara lain menata Jakarta tanpa melukan hati warganya. Jakarta itu rohnya adalah manusia dan warganya, gedung-gedung tinggi itu benda mati. Yang terpenting adalah masyarakat dan warganya,” jelas Agus.

Anies Rasyid Baswedan. Cagub nomor urut 3 menyindir soal tempat hiburan malam yang pernah menjadi kontroversi saat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) masih aktif menjadi Gubernur DKI, yakni Alexis, disinggung oleh calon gubernur Jakarta Anies yang akanmengungkapkan janji ketegasannya soal pemberantasan prostitusi termasuk di Alexis.

“Untuk urusan penggusuran tegas, tapi untuk urusan prostitusi, Alexis, lemah!” kata Anies tegas.

Dia berjanji untuk memastikan Jakarta menjadi milik semua, bukan hanya milik orang-orang kelas menegnah ke atas. Maka ketegasan harus dikedepankan dalam penegakan hukum, bahkan terhadap pihak yang dinilainya selama ini sulit ditegasi. Prostitusi misalnya. “Kita akan tegas menghadapi mereka (prostitusi, Alexis),” kata Anies.

Inilah awal debat seri pertama, kita akan saksi selanjutnya dalam debat selanjiut. Adu Gagasan inilah yang menjadi andalah dalam Pilakda DKI Jakarta.

Pengamat Komunikasi Politik dari Pusat Kajian Komunikasi Politik Indoensia (PKKPI) Gede Munanto menilai debat Calon Gubernur itu menarik, dan ini sebuah wacana diskurs yang baik . “Yang akan kita lihat janji dari itu semua kita saksikan saja, karena banyak kenyataannya janji meleset saat aktualisasi dan hanya sebagai oralit belaka,” jelas Dosen Universitas Pancasila ini.

Gede melihat juga bahwa jika seluruh pasangan merasa paling benar dan jago yang biasa dalam Pilkada.

“Kami dari PKKPI melihatnya bahwa ini sebuah langkah yang terbuka jadi kelak pemilih itu tidak memilih pasangan yang salah, dan ini langkah yang baik pembelajaran politik bagi rakyatnya,” jelas Kandidat Doktor Politik Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung ini kepada Jakartasatu.com. (AHM/JKST)