Sandiaga Uno Bacagub DKI Jakarta yang diusung Partai Gerindra (Foto/Viva.co.id)

Ada pemandangan tak biasa saat acara debat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta tadi malam (13/1). Pasangan Anies Baswedan, Sandiaga Uno jarang menebar senyum selama berlangsungnya acara. Selidik punya selidik, Sandi-sapaanya- rupanya sedikit kecewa lantaran paslon petahana menyerang profesi Anies yang notabene seorang dosen.

“Saya tadi kaget gitu, karena komitmennya, awalnya tidak saling menyerang. Tapi saya tadi kurang senyum karena tadi Pak Anies pertama diserang,” ujarnya usai acara di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (13/1).

Sandiaga menilai tidak adil jika profesi Anies diserang dengan dikatakan seorang dosen. Pernyataan tersebut dinilai Sandiaga kurang mempersatukan.

“Jadi saya seperti saya melihat bahwa ada nggak fair. Bahwa Pak Anies diserang, katanya hanya sebagai dosen, disebut menteri, dan itu yang buat saya ini nggak mempersatukan kita,” imbuhnya.

Sandiaga mengaku jika sebelumnya telah ada kesepakatan untuk tidak saling menyerang. Dirinya mengaku tidak masalah jika saling menyerang antar Cagub-Cawagub adalah dalam hal program kerja.

“Padahal kita sudah berkomitmen tidak boleh saling menyerang. Dan di situ kita boleh menyerang program,” katanya.

Serangan yang diberikan kepada Anies oleh pasangan calon lain adalah serangan profesi. Hal tersebut dikatakan Sandiaga keluar dari komitmen yang telah disepakati.

“Tapi kalau menyerang karakter, apa lagi menyerang profesi, menurut saya itu yang sangat keluar komitmen dari yang awal kita sepakati sama-sama,” tuturnya.

Sementara itu, Anies Baswedan mengatakan jika profesi dosen harus dihormati. Rektor disebutnya juga seorang pemimpin. Ahok keliru jika mengatakan dosen hanya mengajar.

“Jadi menurut saya kita harus hormati, saya bertugas sebagai rektor, rektor adalah pemimpin, memimpin sebuah Universitas. Jadi Pak Basuki keliru ketika mengatakan mengajar, oh betul,” jelas Anies.

“Dan mengajar itu penting loh, tanpa guru, tanpa dosen, dan jangan lupa, republik ini didirikan oleh para cendikiawan,” pungkasnya.(tyo/rmol/mam/JPG)