ilustrasi

Minggu malam sekitar pukul 20 WIB saya membeli 2 plastik krupuk dari sepasang suami istri tunanetra yang berjualan jalan kaki dibantu tongkatnya dari Slipi hendak pulang ke Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Tadi, Senin malam sekitar pukul 22.30 WIB di seputaran Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, saya membeli 2 bungkus kue semprong dari seorang pedagang pikulan, dia bercerita sejak pagi berkeliling jalan kaki dan dagangannya sepi.

Ampun GUSTI ALLAH, makin miris hati hambaMU ini melihat nasib mereka, yang mungkin juga menjadi garis hidup jutaan rakyat miskin Indonesia lainnya.

Saat para pejabat korup dan politisi busuk bersenang-senang menikmati hasil rampokannya di hari libur dan malam hari, jutaan rakyat dipaksa bekerja keras hanya demi menyambung hidup tak kenal waktu.

Negara makin kehilangan makna, para penguasa lalim semakin semena-mena. Tapi saya yakin bahwa GUSTI ALLAH tak pernah tidur, akan selalu bersama mereka, menjaga yang lemah dan papa.

Jakarta, Selasa dinihari, 240117

Ricky Tamba
Jurubicara Jaringan ’98