Anies Dan Agus​, Menuju Peradaban
OLEH JAYA SUPRANA *) 
SAYA bukan sekedar pendukung namun bahkan peyakin bahwa Presiden Jokowi merupakan harapan bangsa bagi masa depan yang lebih adil dan beradab.
Dalam hanyutan keyakinan itu, saya sempat tertegun ketika Presiden Jokowi melakukan dua hal. Hal yang pertama adalah ketika Presiden Jokowi terkesan membiarkan ​Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengingkari Kontrak Politik yang pada hari Sabtu 15 September 2012, di Muara Baru Penjaringan Jakarta Utara ditandatangani Ir. Joko Widodo dengan rakyat miskin.​
Yang kedua adalah ketika Presiden Jokowi memberhenti-tugaskan empat menteri yaitu Rizal Ramli, Ignatius Jonan, Saleh Husin dan Anies Baswedan. Maka saya terkesan oleh suatu pemberitaan RMOL 16 Februari 2016 yang memberitakan bahwa Anies Baswedan mengapresiasi sikap Agus Harimurti Yudhoyono yang mau menerima kekalahan di Pilgub DKI dengan legowo. "Kami mengapresiasi sikap kenegarawanan dari Pak Agus Harimurti," ujar Anies di DPP PKS Jakarta Selatan, Rabu 15 Februari 2017 malam.
Lebih lanjut, Anies menilai bahwa putra sulung Ketua Umum Partai Demokrat itu sebagai sosok anak muda yang potensial. Mantan rektor Universitas Paramadina ini bahkan memprediksi Agus akan menjadi pemimpin bangsa ini di kemudian hari nanti. ​
Beliau adalah seorang muda potensial, anak bangsa terbaik. Saya yakin beliau akan menjadi pemimpin bangsa yang akan datang,” pungkas Anies.
Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, dua pasangan yang akan lolos di putaran kedua adalah pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Sementara Agus-Sylvi tidak lolos akibat berada di posisi terbuncit. Berdasar pemberitaan RMOL tentang pernyataan Anies Baswedan mengenai seorang pesaing politiknya, Agus Harimurti Yudhoyono maka saya berani menyimpulkan bahwa mantan Mendikbud yang sangat dihormati dan dihargai Presiden Jokowi​ini memang benar-benar layak untuk dihormati dan dihargai.
Sejauh pernyataan Anies mengenai Agus bukan pencitraan namun tulus dari lubuk sanubari maka saya berani menyimpulkan bahwa ​Anies Baswedan benar-benar mengerti, menghayati dan mengejawantahkan sukma demokrasi dalam makna yang tepat dan benar. Makna demokrasi sejati adalah kemampuan dan kemauan untuk tetap saling mengerti, menghormati dan menghargai di tengah kemelut saling berbeda pendapat.​
Silakan saya dihujat sebagai naif namun saya tidak malu mengakui bahwa ​pernyataan Anies Baswedan bahwa “Beliau (Agus Harimurti) adalah seorang muda potensial, anak bangsa terbaik. Saya yakin beliau akan menjadi pemimpin bangsa yang akan datang” telah menyelinapkan rasa terharu ke lubuk sanubari saya. Sebenarnya saya sama sekali tidak malu apabila dihujat naif.
Saya malah bangga jika dihujat naif sebab kenaifan justru membuka sanubari untuk mampu merasakan keindahan dalam kehidupan nan gersang akibat penuh kebencian ini. ​Kasihan mereka yang sanubarinya tertutup sehingga mati rasa keindahan.​
Keyakinan bahwa Agus adalah seorang muda potensial, anak bangsa terbaik yang akan menjadi pemimpin bangsa yang akan datang membuktikan bahwa sebenarnya Anies Baswedan bukan sekadar seorang mantan Menteri atau calon gubernur Jakarta belaka.
Anies Baswedan adalah seorang negarawan yang di tengah surplus para pelaku politik haus kekuasaan merupakan suatu kelangkaan yang senantiasa didambakan oleh bangsa, negara dan rakyat Indonesia.[**]
*)Penulis adalah pembelajar makna keindahan​