JAKARTASATU – Pengamat politik, Hendri Satrio nampak menyesalkan adanya berita bahwa Ketua Umum PPP hasil Muktamar Jakarta, Djan Faridz yang mengatakan ia rela kematiannya nanti tidak dishalatkan karena mendukung Ahok. Menurut Hendri, pernyataan Djan tersebut menjadi pertanyaan, terlebih di kalangan wartawan karena mengangkat isu tersebut.
“Mengapa hari ini pemberitaan media massa fokus Djarot diusir dan Djan Faridz yang rela mayatnya ga dishalatin? Media terjebak provokasi?” tanyanya, melalui akun Twitter pribadinya.
Hendri yang merupakan dosen dari universitas Paramadina ini juga mempertanyakan karena adanya oknum bermain kata ‘Islam radikal’. Menurutnya Islam radikal yang acapkali diucapkan itu tidak ada.
“Setengah mati menunjukkan bahwa Islam radikal banyak di Jakarta? Hahaha…, kejepit sampai segitunya. Hampir tidak ada Islam radikal di Jakarta.”
Ia malah menduga, kata radikal yang mengawang itu justru diciptakan dari orang-orang yang merasa lebih bhineka daripada lainnya.
“Stigma ada Islam radikal kan justru muncul dari Anda yang konon mengerti betul tentang bhineka tunggal ika. Ngelawak aja kalian.” | RI/JKST