JAKARTASATU –  Ada 43 Ribu Media Abal-abal Jelang Pilkada Pemicu Keresahan, demikian Anggota Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah Mustofa Nahrawardaya mengatakan, media memiliki peran strategis dalam membentuk dinamika yang ada. Namun hal itu, apakah justru membuat hal positif ataukah negatif.

“Saya mencatat ada sekitar 43 ribu media abal-abal pada masa Pilgub kemarin mewarnai dinamika di tengah masyarakat. Media abal-abal itu dipakai buat propaganda,” kata Mustofa dalam seminar Peran Media Dakwah dalam Membendung Paham Radikalisme di STMIK Bani Saleh, Kamis (27/4/2017), Bekasi, Jawa Barat.

Ia menjelaskan, tidak dipungkiri media abal-abal tersebut menjadi salah satu pemicu keresahan kondisi di masyarakat dalam situasi Pilgub DKI kemarin.

“Belum lagi saya kemarin buat riset diikuti lebih dari 1000 responden. Ketika pertanyaannya; apakah penggunaan kata Islam radikal sengaja dibuat atau tidak? Jawabannya 83 persen responden menjawab kalau itu memang dibuat,” paparnya.

Sehingga menurutnya, ke depan perlu ada antisipasi dalam menyikapi penyebaran informasi-informasi yang mengarah kepada perpecahan bangsa. |RI/JKST