JAKARTASATU –  Listrik merupakan sebuah energi yang sangat vital dibutuhkan dalam berbagai aktifitas kehidupan masyarakat modern umumnya. Akibat padamnya aliran listrik akan banyak menimbulkan masalah dan mengganggu aktifitas yang ada, terutama masalah penerangan dan alat-alat  kebutuhan aktifitas yang memakai aliran listrik.

Bermasalahnya jaringan listrik dikota Palu beberapa hari ini, akibat Tower listrik SUTT 150 Kv yang menghubungkan jaringan listrik Poso-Sidera di dekat aliran Sungai Puna, Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), Senin (24/04/2017) pukul 08.30 Wita roboh dihantam banjir bandang. Hal ini mengakibatkan terganggunya seluruh aktifitas masyarakat Kota Palu dan sekitarnya.

Terganggunya aliran listrik di Sulawesi tengah beberapa hari ini menyebabkan kebutuhan daya pasok yang ada di Kota palu hanya bisa menyuplai 3 jam aliran listrik perhari. Tentu saja ini menimbulkan berbagai kerugian yang berlarut-larut bagi warga khususnya masalah aktifitas ekonomi Palu dan sekitar menjadi lumpuh.

Antrian pengguna BBM di beberapa SPBU kota Palu pun terjadi, akibat tidak banyaknya SPBU yang ada memiliki genset sendiri dan pompa bensin yang dimiliki tak dapat bekerja dengan semestinya .” Beberapa pesanan order kue dan makanan yang kami terima terpaksa cancel, akibat kami membutuh listrik sebagai alat pemasak kue di Oven yang kami miliki. Jika seperti ini terus sudah barang tentu ini merugikan usaha kami,” ujar Vanda Voll (27/4) salah satu warga Palu yang memiliki usaha home industri makanan kecil yang biasa menerima berbagai pesanan dan kebutuhan kue kota Palu.

” Dengan pemadaman listrik yang cukup lama tentu saja merugikan usaha Saya, karena setiap harinya Saya membutuhkan pasokan es batu yang cukup banyak. Karena pemadaman listrik es batu sangat langka dan hampir tidak ada sama sekali dikota Palu.” Ujar Veranita, pemilik usaha jajanan es yang berbahan baku buah durian.

Padamnya aliran listrik dan menyala hanya 3 jam membuat bahan baku untuk es pun  membusuk dan ia tidak bisa menstok durian dengan jumlah yg banyak.Sedangkan bila  tidak distok, Vera mengaku harga durian setiap minggu akan melonjak naik. Tentu saja ini membuat usahanya merugi.

Beberapa masyarakat kota Palu berpendapat, walau pemadaman listrik sudah diinformasikan pihak PLN lewat berbagai media dikota Palu dan sekitarnya karena adanya kondisi force major, namun pemadaman bergilir karena pasokan listrik terbatas yang dilakukan saat jam kerja membuat beberapa pegawai kantoran baik swasta maupun PNS jadi tidak bisa berbuat banyak dan tidak bisa melakukan aktifitas apa-apa. Kecuali kantor- kantor yang memiliki back up genset saja yang masih bisa beraktifitas normal, walau dengan keterbatasan.

Akibat padamnya listrik, pelayanan kepada masyarakat jadi sangat terbatas dan tidak maksimal.Hal ini sudah barang tentu membuat produktivitas warga kota Palu dan sekitar menjadi menurun, karena sebagian orang menjadi malas melakukan aktifitas karena keterbatasan Listrik yang ada.

Masalah pemadaman listrik di Kota Palu sebenarnya sudah sering terjadi bukan saja karena terganggunya Tower di Poso. Disinyalir bertambahnya populasi penduduk serta semakin maraknya mal-mal,industri , hotel  dan berbagai usaha menambah beban listrik Kota Palu semakin tinggi. “ PLN mnjadi over beban atau  mngkin PLN tidak siap dengan kondisi ini.

Berbagai alasan pemadaman pun dari tahun ketahun bervariasi mulai dari kekurangan daya karena PLTU Panau tidak bisa maksimal menyuplai pasokan listriknya, pemeliharaan mesin di PLTD Silae, stock batubara habis dan berbagai alasan klise lain yang selalu di lontarkan PLN.” Ungkap Nancy Ainun (27/4), PNS di Dinas Keuangan Kabupaten.Sigi Sul Teng yang tinggal di kota Palu dalam keterangan tertulisnya.

 

Bagi warga kota palu selalu hanya bisa menerima kondisi itu dengan besar hati walaupun sebagian warga banyak yang protes bahkan membully lewat medsos sebagai ungkapan kekesalan terhadap kinerja PLN. “ Sempat saya baca di media dengan laba bersih yg mncapai trilyunan harusnya PLN bisa memberikan pelayanan terbaik kpada masyarakat,untuk kota besar seperti Jakarta saja listrik padam 1 jam banyak yang mengalami kerugian. Bagamana dengan warga kota palu yg sangat mengandalkan listrik utk berusaha?” ungkap Nancy Ainun menyatakan kekecewaannya.

Beberapa warga menyatakan miris melihat kondisi pemadaman di Kota Palu belakangan ini. Mereka berharap  BUMN seperti PLN yang memonopoli listrik di negara ini mau sedikit berbesar hati jika ada swasta yang ikut serta mengelola listrik negara sehingga masyarakat bisa memilih, apapun itu dengan kondisi sekarang. “ Buat Saya hanya bisa bersyukur, karena masih banyak wilayah lain apalagi di pedalaman belum mendapatkan aliran listrik dari PLN. Saya ingin Pemerintah Kota memikirkan prasarana vital penunjang bagi bisnis dan aktifitas masyarakat. Dimana  Pemkot dan Pemprov dapat terus mengembangkan kebutuhan vital masyarakat sebagai prioritas kerja mereka. Karena dengan begitu ekonomi masyarakat akan lebih produktif sekaligus menambah PAD bagi wilayah.” ungkap Hesti J salah seorang pengusaha reseller berbagai merk telpon seluler terbesar di kota Palu.

Lambatnya penanganan serta terbatasnya cadangan Turbin pembangkit yang dimiliki Pemkot Palu makin menambah derita warganya. Secara ekonomi kerugian kota Palu bisa dibilang menanggung cukup besar.General Manajer PLN Wilayah Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo, Baringin Nababan kepada media menyampaikan bahwa tim task force yang terdiri dari Tim Pemeliharaan Penyaluran AP2B Minahasa, Tim Pemeliharaan UPT Makassar dan Tim Jasa Stringing Mitra UPP Kitring Sulteng saat ini tengah bekerja untuk melakukan percepatan pemulihan sistem kelistrikan.

Menurut Baringin Nababan di beberapa media, Tower pengganti sudah diberangkatkan dari Makasar ke Gorontalo menuju Poso.Akibat robohnya tower nomor 46 ini, kebutuhan daya pelanggan daerah Parigi hingga Kota Palu sebesar 60MW yang sebelumnya disuplai PLTA Poso tidak dapat tersalurkan. Sedangkan saat ini sistem Sulawesi Tengah hanya dilayani dari PLTD dan PLTU Tawaeli.

Saat ini listrik di wilayah Kota Palu dan Sekitarnya, seperti daerah Donggala, Parigi dan Sigi padam total alias black out. Sedangkan untuk daerah Poso dan Tentena, pasokan listrik tidak terganggu. PLN mencatat terjadi defisit daya kurang lebih sebesar 60 MW.

Bagian Hukum dan Komunikasi PLN Suluttenggo, Jantje Rau menyampaikan permohonan maaf maaf atas ketidaknyamanan pelanggan terutama di daerah Palu dan Sekitarnya.

“Saat ini seluruh jajaran manajemen dan petugas PLN sedang mengevaluasi dan menyusun langkah-langkah untuk melakukan pemulihan pasca robohnya tower nomor 46 itu,” ucap Jantje.

Menurutnya, waktu pemulihan itu akan memakan waktu kurang lebih 8 hari. Karenanya, PLN akan melakukan pemadaman secara proporsional. Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola menyampaikan pihaknya terus menerima laporan pemulihan sistem kelistrikan itu. Ia menyatakan akan terus mengontrol penyelesaian pekerjaan pendirian tower ini.(BA)