JAKARTASATU– Umat Islam sudah tidak perlu diajarkan soal toleransi. Dalam ajarannya, agama Islam sudah paham betul apa itu toleransi. Bahkan umat Islam mengerti betul bagaimana memperlakukan umat lainnya.
“Kita, saat Nyepi sangat menghormati. Ada yang boleh Jum’atan, ada dugaan juga tidak boleh. Boleh, tapi ada pula yang melarang jangan gunakan pengeras suara. Di Islam itu ada laakum diinukum waliyaddin,” kata Alfian Tanjung, belum lama ini, di kawasan Kuningan, Jakarta.
Umat Islam pun dalam ajarannya telah jelas bagaimana memilih calon pemimpin. Sehingga apabila ada hal-hal yang dilarang, umat Islam yang taat wajib mengikutinya.
“Waktu Ahok calon Gubernur, umat Islam tahu mesti bagaimana bersikap. Tapi, saat Ahok namanya muncul sebagai bakal calon Gubernur di Bali, mereka malah tidak mau. Padahal ada di antara mereka bicara itu tidak toleran. Ini kan lebay. Apa ini toleransi?” tanyanya.
Seharusnya tidak demikian. Sebagai bangsa dan warga negara, masyarakat yang berbeda mestinya saling bersinergi, bukan sebaliknya.
“Malah dahulu ada orang Katolik yang cukup berpengaruh dan mengatakan, ‘Kalau ingin negara ini ingin maju, serahkanlah kepada partai Masyumi agar masyarakat bisa berjalan masing-masing’,” tutupnya. | RI/JKST