JAKARTASATU– Mantan Wakil Sekretaris Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama, PBNU nampak tidak percaya apa yang dikatakan oleh Joko Widodo saat berada di Hongkong. Jokowi saat itu mengatakan bahwa ekonomi Indonesia menempati posisi ketiga di dunia.
Padahal kenyataannya tidak demikian, walaupun menurutnya ada infomasi tersebut agar Jokowi mengatakan hal demikian. “Kami, Syahganda Nainggolan, Iksan Modjo, Sofiano, Connie Rahakundini, Taufikurrahman Ruki, dan Ferdinan Hutahayan diundang LBP, setelah kami mengkritik Tax Amnesty sebagai pengampunan para koruptor BLBI, mafia narkoba, judi, pengemplang pajak, dan penjahat tax heaven. Tak disebut ranking ketiga dari G20, melainkan dunia.
Tak kami persoalkan ranking itu, anggap saja LBP blufing sebagaimana biasanya,” kata Djoko Edhi Abdurrahman melalui siaran pers yang didapat jakartasatu.com, kemarin (3/5/2017).
Siaran pers Edi yang bertemakan ‘Rezim Hoax’ tersebut dituliskan pula bahwa ungkapan Jokowi saat di Hongkong sudah fatal. Bahkan ucapan Jokowi direspon dengan kepalsuan oleh beberap surat kabar mancanegara.
“Kali ini fatal karena dikemukakan Presiden Jokowi di fora internasional. Lalu disebut para ekonom data fake. Saya kutip pandangan ekonom Hongkong, dikutip ekonom Indonesia di sana, dan menjadi trending topic di Sosmed.”
Menurut dia, tampaknya rezim Presiden Jokowi penganut mazhab yang dikemukakan Dr. Syahganda Nainggolan, “How to lie with statistic“. Masalahnya, Presiden Clinton di-impeach bukan karena blowjob dengan Lewinsky, melainkan karena berdusta.
“Ranking ketiga dunia itu sudah saya dengar dari Luhut Binsar Panjaitan (LBP) bulan puasa lalu ketika kami diundang ke kantor Menkopolhukam, kantor LBP.” |RI/JKST