JAKARTASATU– Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menyatakan bahwa mahasiswa atau aktivis saat ini nampak tidak seperti dahulu. Jika mahasiswa dahulu gemar membaca, namun kini menurutnya justru mahasiswa atau aktivis sekarang kurang membaca.
Bahkan menurutnya mahasiswa ataupun aktivis sekarang nampak lebih tertarik kulitnya buku daripada esensi di dalamnya. Misalkan saja ia mencontohkan bagaimana seseorang ada yang belajar soal pemahaman sosialis tetapi akhirnya justru seperti menjadi komunis.
“Saya melihat aktivis sekarang nampak kurang membaca. Tidak seperti dahulu. Sehingga saat ia mempelajari sebuah ideologi atau pemahaman ia hanya mampu memperuncingnya, yang kemudian menjadikannya komunis. Dan itulah sebabnya jika memperuncing sebuah ideologi,” kata Barri Pratama saat dimintai respon atau sikap merefleksikan tanggal 20 Mei, Kamis (18/5/2017), di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Bari, tambahnya, mengatakan seharusnya mahasiswa/aktivis mampu pula mengikuti jejak tokoh-tokoh terdahulu. Di mana tokoh yang bisa dikatakan mempunyai pemikiran kiri namun akhirnya ia berdiri di tengah-tengah.
“Mungkin saja saat itu Bung Karno merenung saat kejadian di Madiun tahun 1948. Saat itu ada Amir Sjarifuddin Harahap mempunyai pemikiran kiri. Akan tetapi pada akhirnya ia ke garis tengah,”ujarnya.
Ia pun memberikan contoh manakala saat Gubernur terpilih Anies Rasyid Baswedan menjadi seorang aktivis. Ia, menurut Bari, Anies itu seorang yang dapat dikatakan gemar membaca.
“Anies, sebagai aktivis mempunyai karakter. Termasuk gayanya yang berpengaruh saat ini sehingga mampu memenangi kompetisi di Pilkada DKI Jakarta kemarin,” tutupnya. | RI/JKST