Beranda INDONESIA Upaya Jahat Menjegal Sandi Uno Lewat Edward

Upaya Jahat Menjegal Sandi Uno Lewat Edward

1326
Sandiaga Uno

JAKARTASATU – Judul diatas adalah respon atas sebuah kicauan yang mengejutkan dari akun  yang ramai di linimasa twitter pada Sabtu 1 Juli 2017. Kisah ini juga sempat jadi viral datangnya dari akun@cebongundercover yang indentitasnya sudah ditutup stabillo yang disinyalir akun itu adalah @cebongundercover. Isinya tak jauh beda dengan yang viral dan tentu viral ini di mention ke akun @sandiuno. Isi dari viral itu adalah:

Rabu lalu, kami telah diberitahu akan adanya rencana penetapan tersangka kepada wakil gubernur terpilih @ dalam waktu dekat

lalu kicau berikutnya

Senin tanggal 3 Juli, Polri akan menindaklanjuti permintaan tersebut dan menaikkan status tersangka kepada @ dalam waktu dekat

dan yang terakhir mengejutkan adalah kicau membawa nama pengusaha taipan yang isinya:

Rencana penetapan tersangka kepada @ merupakan desakan dan permintaan taipan Edward Soeryadjaya kepada pihsk Polri.

Lihat foto berikut:

Jika akun-akun itu benar adanya kita memang akan tunggu sampai Senin 3 Juli 2017 nanti apa benar info itu atau sekadar celoteh atau bahkan Hoax semata.

Tim dari JAKARTASATU memang tidak diam atas isu yang menjalar dalam viral ini. Namun sayang pihak Sandi belum bisa kami hubungi. Tim Redaksi tidak tinggal diam lagi karena sebuah sumber menyebutkankan bahwa Edward Suryajaya (ES) sebenarnya saat ini tidak ada di Indonesia, beliau ada di Amerika. Terlepas benar tidaknya yang jelas ES cuma merasa aneh katanya. “Silakan tanya polisi atau pemyebar informasi itu saja, karena saya sama SU tuh tidak ada masalah, SU sebenarnya kata ES sudah anggap seperti anak sendiri, media saja yang suka bentur-benturkan,” kata ES menuerut sumber kami ini. Dikatakan sumber tadi bahwa ES mengatakan Tidak negerti saya sedang di USA.”Dan pastinya saya tidak mungkin campuri urusan hukum, sebaiknya, agar jelas ditanyakan langsung ke Polri atau kepada pemberi info itu,” kata ES kepada sumber kami.

Jika melihat kasus ini ES sudah clear tidak tahu dan tidak mau urusan hukum lantas siapa yang bermain.

Pembunuhan karakter Sandi Uno jangan-jangan sedang dilakukan. Kami curiga masih ada yang belum move on karena katanya mayoritas orang masih belum percaya ada yang kalah. Hmm Sandi Uno berpangan dengan Anies yang memang sedang dijegal. Sangat disayangkan cara jegal aneh dan tidak elegan masuk. Tidak sesuai janji kampanye sama KPUD jakarta siap menang siap kalah. Hehe rupanya tak siap kalah. Rakyat Jakarta cerdas loh bukan faktor karena penistaan agama di kasus itu. Tapi pemilih sudah cerdas tak mau dikibuli. Jadi salah jika ada tuduhan petahana banyak tidak diinginkan, karena sebenarnya rakyatlah ynag memilih. Bukan kucing dalam karun yang dipilih.

Makanya kalau Pilkada itu harusnya cerdaskan pemilih, jangan cari-cari kesalahan pasangan lawan. Misalnya di putaran pertama saja munculkan manatan ketua KPK dengan menghajar lawan nomor 1.

Eh muncul nomor tiga sebagai yang tidak dianggap malah unggul, akhirnya nomor tiga jadi juara lalu kasus Uno di cari-cari. Hmm aneh nian Pilkada Jakarta ini. Lalu belakangan dicatut nama Jusuf Kalla katanya didukung Anies-Sandi Hmmm tuduhan Wakil Presiden  tidak netral mneyebar, lalu kalian kenapa tak menuduh Presiden yang dukung Petahana dari awal kan satu partai.

Tuduhan kejam itu jelas ke Jusuf Kalla yang menyudutkan katanya tidak ingin Ahok menjadi gubernur DKI Jakarta sangat aneh dan sekali lagi super absurd.

Jika saja Sandi jadi tersangka maka sudah terlihat jelas bahwa itulah ada permainan. sementara akun-akun itu yang menuduh dan taipan ES maka ini sangatlah mentah karena sumber kami diatas jelas ES di USA dan tak mengerti apa-apa-soal ini.

Menjegal Sandi lewat ES adalah sebuah keanehan, namun demikian hal ini bisa kita saksikan sekali lagi kita tunggu tanggal 3 Juli 2017 apakah polisi benar-benar atau hanya isu comberan ini.

Kita menyimpulkan sedikit –semoga saja salah– bahwa memang ternyata ini sedang ada yang bersepakat mungkin  menjegal Sandi agar belum dilantik sudah ditumbangkan dan citra padangan pemenang yang mengalahkan petahana ini buruk dan lemah karena statusnya.

Padahal, jika dilihat soal kasus Sandi ini rupaya sebuah rekayasa. Jika terjadi maka kita simpulkan saja kriminalisasi terhadap Sandi sedang dilancarkan. Dan harusnya jangan dibiarkan dan  presiden Jokowi juga tidak harus diam.  |AME/JKST