JAKARTASATU – Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penyiraman penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan menduga ada yang tidak benar dalam membongkar pelaku.

“TGPF yang dibentuk oleh Komnas HAM, di mana PP Pemuda Muhammadiyah mengawalnya, karena mencium aroma tidak baik, terkait sulitnya menangkap penyiram,” kata Dahnil Anzar Simanjuntak, di akun Twiiter pribadinya, Senin (03/07/2017).

Padahal menurut Dahnil, Novel Baswedan saat itu sudah mempunyai dugaan bahwa pelaku penyiramannya itu kemungkinan melibatkan seorang oknum jendral. “Aroma ada jendral sudah disampaikan oleh Novel sejak awal. Bahkan dalam kondisi terbaring di JIEC, naluri penyidik NB bekerja.”

Melihat kenyataannya yang belum terungkap atas perilaku penyiraman tersebut, Dahnil pun akan terus menghitung hari sampai identitasnya terungkap. “Dan malam ini masuk hari ke-84 teroris penyerang Novel masih bebas. Ternak-ternak itu bebas.”

Dahnil merasa yakin bahwa apapun akan terungkap, termasuk perkara yang dialami Novel. Namun demikian ia juga tidak menampik ada yang justru menghambakan materi dan menggadaikan integritasnya.

“Di negeri ini masih banyak tokoh yang tidak tunduk dengan uang yang tauhidnya murni, yang integritasnya melangit. Tapi uangisme memvuat mereka seolah tak ada.” RI