JAKARTASATU – Salah satu mantan Menteri Sekretaris Negara menyatakan bahwa UU Pemilu yang baru saja mendapat sambutan meriah oleh DPR patut diduga kuat untuk menghambat calon Presiden selain Joko Widodo. “Presidential threshold (PT) 20-25 persen seperti itu, nampaknya didesain untuk hanya memunculkan calon tunggal, Joko Widodo.
“Jokowi diperkirakan akan didukung oleh PDIP, Golkar, PPP, Nasdem, Hanura dan PAN. Sementara dukungan terhap Prabowo Subianto yang didukung oleh Gerindra dan PKS kemungkinan besar tidak akan mencapai angka 20 persen. Begitu juga Partai Demokrat sendirian juga akan sulit mendapatkan threshold 20 persen. PBB tentu akan lebih sulit lagi dibanding partai-partai yang lain,” demikian siaran pers dari Yusril Ihza Mahendra, yang didapat jakartasatu.com, Minggu (23/07/2017). Menurutnya, angka 20 persen mungkin dapat dicapai apabila Demokrat, Gerindra dan PKS bergabung.
Namun dari pengalaman selama ini hampir mustahil SBY akan bergabung dengan Gerindra mendukung Prabowo Subijanto.
“Jadi presidential threshold 20 persen memang harus dilawan untuk menghindari munculnya calon tunggal Joko Widodo,” jelas Yusril.
Calon tunggal seperti itu bukan saja tidak baik bagi bagi perkembangan demokrasi, tetapi juga akan menimbulkan persoalan konstitusionalitas.
“UUD 1945 pasca amandemen nampaknya mengisyaratkan pasangan calon presiden/wakil presiden lebih dari sepasang,” ungkapnya.|RI/jkst