JAKARTASATU– Adalah tidak masuk akal apabila ada elit politik atau pengurus—pembantu pemerintahan menghimbau agar orang Indonesia meniru bangsa lain seperti negeri komunis terhadap pemimpin. Dan menurut Wakil Sekretaris Jendral MUI Pusat, uztadz Tengku Zulkarnain hal ini nampaknya tidak dapat dibenarkan manakala Indonesia dipandang serta memiliki negeri yang berdaulat penuh.

Apalagi jika elit atau tokoh tersebut mengakuo bahwa ia adalah seorang pancasilais, juga berbhineka. “NKRI negara besar berdaulat. Ajaib ada pejabat meminta orang Indonesia meniru Korea Utara, negara Komunis dictator, dan Zionis Israel penjajah.

Padahal di mana-mana ngaku berpancasila dan berbhineka tunggal ika. Itukah yang disebut ‘Saya Indonesia, Saya Pancasila’? cintai jati diri NKRI,” tulisnya, di akun Twitter pribadi miliknya, Rabu (2/08/2017).

Beliau menyatakan hal demikian karena sebelumnya melihat adanya patuh raksasa berukuran 30 meter lebih berdiri di daerah Tuban, Jawa Timur. diketahui  bahwa patung itu adalah Dewa Perang yang berasal dari Cina.

Dan infonya bahwa patuh tersebut tidak memiliki izin Pemda setempat. Namun sempat diresmikan oleh Ketua MPR Zulkifki Hasan. “Menurut Wakil  Bupati Tuban, ‘Patung Dewa Kwan Kong izin IMB tidak ada. Dan izin Yayasan pendiri patung juga belum ada’. Bisa seenaknya begitu, ya?”

Menurutnya patung tersebut tidak pas apabila melihat bagaimana bangsa dan negara Indonesia sebelum merdeka dari penjajah. Saat itu justru yang berdarah-darah adalah rakyat asli Indonesia, bukan dari bangsa lain.

“Yang berperang melawan penjajah adalah rakyat pribumi. Bertumpahan darah, gadaikan nyawa. Kenapa yang berdiri patung pahlawan perang negeri Cina?” RI