JAKARTASATU – Sebagaimana Bung Karno mendirikan PNI di Bandung (4/7/1927), saya juga mendirikan Partai Rakyat di Bandung.

“Selain saya, ada beberapa pendiri utama. Di luar pendiri utama, ada para pendiri lapis kedua. Kebetulan, barisan pendiri lapis kedua ini kebanyakan orang-orang Sunda. Secara umum, dari jajaran pendiri utama dan para pendiri utama, yang Jawa hanya saya (Jawa Timur-Jawa Tengah) dan Ir. H. Edy Yusuf Haz (Jawa Timur),” demikian diungkapkan Nugroho Prasetyo pendiri Partai Rakyat.

Ia menambahkan Seperti kita ketahui, Tatar Sunda dihuni oleh tidak kurang dari 45 juta orang suku Sunda. Populasi yang cukup besar. Setelah dideklarasikan di Hotel Sutan Raja, jaringan infrastruktur partai mulai dibangun menyebar ke seluruh Tanah Air.

“Saya memilih panji perang Kerajaan Pajajaran dan bendera kebesaran Majapahit (Getah-Getih) sebagai lambang partai. Dengan cara ini, saya mencoba menyatukan spirit dua kerajaan besar tersebut dalam satu jiwa satu raga : Partai Rakyat,” bebernya.

Pada kongres partai di Bali nanti, saya memilih tema “Mewujudkan Majapahit Baru Dari Majapahit Kecil” sebagai spirit perjuangan partai. Di tengah-tengah suasana kebatinan rakyat yang haus martabat dan kehormatan, saya hendak berkelana di sela-sela kenangan akan kebesaran leluhur kita di masa lampau. Dengan cara itu, saya bisa menyerap nilai-nilai adiluhung leluhur bangsa.

Saya tidak tahu, akan diarahkan kemana kaki ini oleh semesta raya. Tunduk pada titah-Nya adalah pilihan satu-satunya bagi saya hari ini.

“Biarkan cahaya bintang-bintang di langit dan arus bawah samudera yang menyampaikan permohonan tulus saya kepada Tuhan YME,”tutup NP demikian Nugroho Prasetyo disapa. |JKST/AME