OLEH Uchok Sky Khadafi,  Direktur CBA (Center for Budget Analysis)

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)  dan Partai Golkar bukan enggan atau tidak mau mendukung Ridwan Kamil (RK), tapi RK tidak mau didukung oleh kedua partai ini karena untuk kebutuhan strategis.

RK dengan tidak didukung oleh kedua partai ini, diharapkan Pilkada Jabar akan memunculkan 3 pasang calon untuk memecah Suara. Juga mengindari serangan Saiber Army Kepada diri RK, kalau didukung oleh Golkar dan PDIP, maka pilkada jabar hanya dua pasang calon, dan RK pasti kalah, dan nasibnya akan sama seperti Ahok, diarahkan menjadi musuh bersama.

Makanya tidak didukung oleh Golkar dan PDI P, RK harusnya tidak galau dan risau. tapi hal ini sebuah strategis untuk melawan Gerindra dan PKS.

Malahan ini yang risau PDI P dan Golkar karena tidak punya calon yang kuat. mereka masih berharap tetap mendukung RK. Dengan syarat wakilnya dari kader mereka. Dan calon dari golkar, dedi mulyadi masih belum dipercayai publik Jabar terlalu ambisi dan nafsu untuk menjadi orang nomor satu untuk Gedung Sate.

Dengan meninggalkan Parta Golkar dan PDI P, maka RK masih punya Politik islam tradisional, tapi harus “dibujuk” atau meloby PKB dan PPP untuk mendukung RK.

Dengan dua kekuatan ini saja, RK bisa menang, apalagi akan didukung wakilnya Gubernur diambil dari PKB, yang islam, dan santri, yaitu kader dan santri Cak Imin yang bernama Erni Sugianti yang pintar dan cantik, yang juga sebagai anggota dewan, DPRD Jawa Barat.

Jadi duet Nasional – Santri atau Rk dengan Erni Sugianti bisa mendulang Suara lebih banyak dari pasangan calon gubernur yang lain. ***