Rohingya migrants sit on a boat drifting in Thai waters off the southern island of Koh Lipe in the Andaman sea on May 14, 2015. The boat crammed with scores of Rohingya migrants -- including many young children -- was found drifting in Thai waters on May 14, according to an AFP reporter at the scene, with passengers saying several people had died over the last few days. AFP PHOTO / Christophe ARCHAMBAULT (Photo credit should read CHRISTOPHE ARCHAMBAULT/AFP/Getty Images)

JAKARTASATU– Kasus kekerasan yang terjadi di Rohingya telah banyak menuai perhatian serta kecaman publik internasional terhadap pemerintah Myanmar. Di Indonesia sendiri, dukungan terhadap etnis Rohingya terus mengalir tanpa henti.

Mengenai hal itu, Ketua Umum DPP Perhimpunan Al-Irsyad, dr. Basyir Syawie angkat bicara.  Dia menegaskan bahwa hal tersebut merupakan tragedi kemanusiaan yang luar biasa dan sangat menyakitkan hati umat Islam.

“Ini tragedi kemanusiaan yang sangat luar biasa, apalagi kita sesama muslim bersaudara, perlu mempunyai langkah konkrit membantu muslim Rohingya,” demikian kata Basyir melalui siaran persnya yang diterima jakartasatu.com, Minggu (3/9/2017).

Basyir juga mengatakan, pemerintah Indonesia dalam hal ini harus memiliki langkah yang tegas dalam melihat tragedi yang menimpa Rohingya. “Kita harus berusaha semaksimal mungkin membantu agar pemerintah dapat menangani tragedi tersebut dengan bersungguh sungguh. Karena itu saya apresiasi langkah pemerintah Turki yang meminta pintu perbatasan untuk dibuka (Bangladesh).

Kita yang lebih dekat tentunya bisa lebih menegosiasikan.” Mantan Walikota Pekalongan ini berharap pemerintah tegas dalam menangani urusan tragedi kemanusiaan tersebut.

“Ini bukan hanya urusan muslim, tapi ini urusan kemanusiaan. Jika seperti ini, artinya harus ada langkah untuk mencabut hadiah nobel yang diterima Aung San Suu Kyi, PBB pun harus menekan.”

Seperti diketahui, lebih dari 2.600 rumah telah dibakar di daerah mayoritas Muslim Rohingya, Rakhine, barat laut Myanmar yang bergolak sejak pekan lalu. Hal ini memicu puluhan ribu pengungsi melarikan diri ke perbatasan Bangladesh dalam 24 jam terakhir. RI