Rohingya migrants sit on a boat drifting in Thai waters off the southern island of Koh Lipe in the Andaman sea on May 14, 2015. The boat crammed with scores of Rohingya migrants -- including many young children -- was found drifting in Thai waters on May 14, according to an AFP reporter at the scene, with passengers saying several people had died over the last few days. AFP PHOTO / Christophe ARCHAMBAULT (Photo credit should read CHRISTOPHE ARCHAMBAULT/AFP/Getty Images)

JAKARTASATU– Indonesia menjadi tuan rumah Sidang Parlemen Dunia (World Parliamentary Forum), 6-7 Sepember 2017 yang dihadiri 47 negara, di Nusa Dua Bali. Dalam Forum itu, anggota-anggota parlemen (akan) membahas isu-isu SDGs seperti perubahan iklim, perdamaian, politik perempuan, hingga persoalan memerangi korupsi.

“Kami juga akan membahas tragedi kemanusiaan Rohingnya pada Forum Parlemen Dunia agar ada resolusi bersama dari berbagai negara peserta sidang. Forum Parlemen Dunia ini menjadi ajang pertama kali berkumpulnya seluruh parlemen untuk membahas progress pelaksanaan agenda 2030. WPF ini penting untuk membahas mengenai target pencapaian SDGs,” kata Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon melalui akun Twitter pribadi miliknya, Sabtu (9/09/2017).

WTF juga akan melakukan aksi nyata parlemen dalam menindaklanjuti COP 21 atau Paris Agreement Pada sesi kedua, yakni menguraikan bagaimana peran parlemen dalam mencegah timbulnya aksi kekerasan dan menciptakan perdamaian.

Politisi Gerindra ini juga menambahkan bahwa parlemen memiliki peran penting dalam pembuatan regulasi terutama berkaitan dengan pencegahan kekerasan dan pembangunan perdamaian di dunia.

“Tragedi kemanusiaan yang terjadi di Rakhine menjadi sorotan para delegasi SDGsParliamentBali pada sesi ‘Ending Violence’, Sustaining Peace’.” Tidak hanya itu, WTF juga menyoroti soal korupsi yang menjadi penghalang utama masyarakat untuk merasakan kesejahteraan. Maka pemberantasan korupsi penting untuk mencapai tujuan SDGs.

“Peran aktif GOPAC dalam mendorong suksesnya SDGs yaitu dengan cara pemberantasan korupsi dan membangun institusi yang akuntabel dan transparan. Dalam diskusi panel GOPAC_Eng, saya menekankan pentingnya peran parlemen dunia dalam mendukung agenda pemberantasan korupsi.

Parlemen memiliki tiga peran strategis dalam pemberantasan korupsi. Melalui peran legislasi, kontrol anggaran, dan pengawasan.” RI