JAKARTASATU– Terkait dengan satelit Telkom yang bermasalah beberapa waktu lalu, ada nama Orange dan Sofrecom. Ini adalah perusahaan BUMN IT terbesar di Eropa yang berasal dari Perancis. Perusahaan ini banyak bekerjasama dengan hampir sebagian besar perusahaan-perusahaan telekomunikasi di Eropa, Afrika hingga Asia.

Bahkan Israel sendiri pernah bekerjasama dengan mereka. Orange pun sudah bekerjasama dengan pemerintah Indonesia sejak lama. Perusahaan ini telah bekerjasama dengan PT. Telkom kurang lebih 42 tahun, waktu yang terhitung tidak sebentar.

“Siapakah Orange dan Sofrecom? Beberapa waktu lalu, ada salah satu perwakilan masyarakat berusaha melaporkan dugaan tindak pidana Telkom karena telah dianggap merugikan konsumen (nasabah).

Kerjasama yang dilakukan saat itu, menurut penelusuran dari Indonesian Club adalah dalam bentuk Goverment to Goverment. Pada awalnya kedua perusahaan ini bekerja sama untuk membangun sebuah perusahaan telekomunikasi yang selanjutnya berkembang pada sistem IT hingga saat ini,” kata Direktur Ekesekutif Indonesian Club, Gigih Guntoro, melalui siaran persnya yang didapat jakartasatu.com, Senin (11/09/2017).

Menurut Gigih, Orange yang merupakan perusahaan Perancis memiliki kemampuan membuat software untuk IT. Salah satunya adalah billing system yang saat ini digunakan oleh PT. Telkom. “Diduga kontrak yang telah usai beberapa waktu laku menjadi klaim PT. Telkom untuk beralih kepada perusahaan selain Orange & Sofrecom.

Kita mundur sedikit, pada masa pemerintahan pasca reformasi, salah satu perusahaan terbesar di Amerika pun tertarik untuk menggantikan Orange dalam billing Systemnya. Pada akhir kata, mereka belum mampu melampaui kekuatan sistem yang dimiliki oleh Orange & Sofrecom.

Kemudian beberapa waktu lalu, kembali beberapa negara mencoba menggantikan perusahaan IT raksasa Eropa ini. Mereka pun sama dengan yang pertama, kandas. Hingga terakhir ada perusahaan dari Jepang yang diduga meng-klaim bisa mengambil alih sistem ini karena kontrak PT. Telkom dengan Orange & Sofrecom telah habis beberapa tahun belakangan.”

Seharusnya, menurutnya PT. Telkom memang tidak ada ketergantungan atau yang dianggap monopoli dari pada penyelenggaraan sistem billing PT. Telkom. Billing system ini mempunyai sekitar 17 juta pelanggan, dan telah dihilangkan/dimigrasikan sebesar 4,2 juta pelanggan oleh PT. Telkom melalui direktorat IT nya dari billing system yang dimiliki Orange dan Sofrecom.

“Sebanyak sekitar 17 juta pelanggan menurut BPK ini lah yang dikelola melalui billing system sehingga pembayaran dapat diketahui berapa setiap bulan dan setiap tahunnya oleh para pelanggan. Berawal dari hal ini lah diduga mencuat keributan.” RI