Rohingya migrants sit on a boat drifting in Thai waters off the southern island of Koh Lipe in the Andaman sea on May 14, 2015. The boat crammed with scores of Rohingya migrants -- including many young children -- was found drifting in Thai waters on May 14, according to an AFP reporter at the scene, with passengers saying several people had died over the last few days. AFP PHOTO / Christophe ARCHAMBAULT (Photo credit should read CHRISTOPHE ARCHAMBAULT/AFP/Getty Images)

JAKARTASATU– PP Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak dalam orasinya peduli terhadap etnis muslim Rohingya di Rakhine, Myanmar menyatakan bahwa siapapun harus sadar akan tragedi yang belakangan ini terjadi. Bukan hanya personal, melainkan juga sebuah negara atas tragedi yang dialami oleh etnis muslim Rohingya pun memiliki kesadaran itu.

Dahnil juga mengingatkan, bahwa jika bicara kemanusiaan, siapapun itu mesti ikut berjuang bersama-sama untuk senantiasa merawatnya agar tidak koyak. “Kalau kemudian persaudaraan dengan tetangganya, dengan saudaranya sendiri itu tidak dirawat dengan baik, maka kita di sini bukan hanya sekedar menentang, tetapi yang datang ini untuk memelihara kemanusiaan atas etnis muslim Rohingya, yang sedang dirampok dan dirampas hak-haknya, bahwa memang ada perampasan,” ucapnya tegas, Sabtu (16/9/2017), di sekitar Patung Kuda, Jakarta.

Indonesia, yang meraih merdeka dengan takbir, menurut Dahnil dapat dijadikan contoh bahwa sebuah perjuangan harus tetap disatukan di sana. Dengan takbir pula seharusnya persatuan itu muncul untuk Rohingya.

“Kita pekikkan dua kalimat: takbir dan merdeka. Takbir adalah simbol persatuan dan keberanian. Takbir adalah simbol di mana muslim tidak akan pernah tunduk pada apapun, kecuali hanya pada Allah subahana wa ta’ala.

Takbir juga salah satu semangat para pejuang kita meraih kemerdekaan. Hak kemerdekaan untuk semua,” ia menambahkan dengan semangat.

Oleh karena itu, ia berharap tetap muslim menjaga persaudaraan antar sesama, yakni ukhuwah basariyah dan ukhuwah kemanusiaan. RI