JAKARTASATU– Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid menyatakan dalam sejarah PKI selain memberontak, organisasi yang kini itu dilarang oleh TAP MPRS juga pernah memproklamirkan Negara Republik Soviet Indonesia (NRSI). “Terkait masalah Pancasila, Indonesia, agar tidak terulang kembali tragedi G30S/PKI yang terjadi pada tahun 1965 maupun juga pemberontakan yang terjadi pada periode sebelumnya, termasuk pemberontakan yang dilakukan oleh PKI ketika pada 18 September 1948, mereka dari Madiun memproklamasikan Negara Republik Soviet Indonesia dan melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah dan menghadirkan korban-korban sipil yang sangat banyak termasuk para kiai dan santri dari pesantren keluarga dari Pak Dahlan Iskan,” ujarnya, kemarin, Rabu (27/09/2017), di DPR RI, Senayan, Jakarta.
Kiai dan santrinya pun saat itu menurut HNW ditangkap, diseret hidup-hidup dan dikubur hidup-hidup pula. “Pesantren saya juga termasuk korban dari pemberontakan G30S/PKI 1948. Pesantren saya Gontor, Ponorogo,” sambungnya singkat.
Tentu saja kita sebagai bangsa yang merdeka berdaulat dan mempunyai kesepakatan besar yang bernama Pancasila, bukan hanya sekedar dasar negara tetapi satu hal yang memang menegaskan bagaimana integrasi kita sebagai bangsa terjaga. “Kalau kita baca lagi sejarah pembentukan Pancasila dan kesepakatan tentang berpancasila sejak sidang BPUPK 29 Mei sampai pidat Bung Karno 1 Juni, sejak rumusan Bung Karno sejak 1 Juni dan kemudian disepakati lagi dengan rumusan baru dengan panitia kecil, panitia sembilan yang dipimpin Bung Karno pada 22 September kita akan lihat bagaimana interaksi dari para tokoh founding fathers dan founding mothers.
Saya sebut founding mothers karena bukan fathers saja yang bangun Indonesia ini. Karena kita bukan LGBT. Ada anak pasti ada ayah dan ibunya. Dari 63 Anggota BPUPK, terdapat dua orang wanita yaitu Mrs. Ulfah Santoso dan Nyonya Roro Sukaptina. Mrs. Ulfah Santoso terlibat aktif dalam perdebatan pada BPUPK maupun dalam UUD,” tambahnya.
Pancasila kemudian disebut olehnya didialektikan, didialogkan sehingga menghasilkan integrasi yang luar biasa yang kemudian disepakatilah sebagai dasar negara.
“Ketika Indonesia diproklamirkan 17 Agustus, Pancasila adalah rumusan dari 22 Juni dan kemudian disepakati rumusan akhirnya pada 18 Agustus 1945. Menghadirkan bagaimana bangsa Indonesia penuh dengan keberagaman dan latar belakang ideologi, suku, profesi dan masalah agama bagi mereka bisa bersatu,” ia menutupnya. RI