JAKARTASATU– Politisi PKS, Fahri Hamzah menuding adanya penghilangan jejak keterlibatan oknum tertentu sebelum masa Joko Widodo. Bahkan Fahri menyebutnya sebagai upaya untuk menipu rakyat agar kepura-puraan yang dijalankan lembaga penegak hukum terlihat rapih.
Ini tulisan Fahri dengan judul ‘Kau Tipu Rakyat, Kukejar Kau Sampai Dapat’ di akun Twitter pribadi miliknya:
KAU TIPU RAKYAT, KUKEJAR KAU SAMPAI DAPAT
Kalian menghilangkan jejak keterlibatan penguasa 2 periode (2004-2014). Kau tipu rakyat, aku kejar kau sampai dapat. Kalian boleh bersandiwara pura-pura sibuk kesana kemari tapi waktu akan membuka kedok kalian sebenarnya siapa.
Nazar mengatakan bahwa dalang e-KTP adalah:
- NZ (Berdahara Umum).
- AU (Ketua Umum)
- SN (Ketua Fraksi Golkar, oposisi). Tapi kenapa 1 dan 2 serta kawan-kawannya hilang? Apa kata Nazar simaklah. Pelajari kasusnya. Jangan percaya KPK.
Mari buka tirai kepalsuan, termasuk apa yang terjadi ketika Agus Raharjo mengawasi proyek ini pada periode tender sebagai Kepala LKPP. Kenapa mereka melindungi penguasa? Dukung buka sepenuhnya. Jangan tutup sebelah buka sebelah.
Tipu menipu opini dan propaganda kebohongan publik lebih jahat dari korupsi karena itu tidak saja adalah korupsi atas ingatan public, tapi juga pembodohan masif.
Memakai bahasa Nazar, kita harus ringkus para koruptor di dalam KPK yang memakai jabatan sebagai alat mencari untung pribadi dan popularitas serta menipu publik.
Amanah anggota @DPR_RI dan hak-hak yang ada saya akan pakai untuk bicara. Saya tidak akan diam sampai kebenaran terbuka bagi semua orang.
Negara ini tertahan 15 tahun dalam transisi yang tidak produktif akibat kekacauan lembaga-lembaga sampiran yang mengacaukan sistem.
Mereka bekerja merusak siatem. Melahirkan kesementaraan permanen dan mematikan optimisme. Memeras pejabat penakut. Pencitraan!
Kalau SN akhirnya ditahan pasti digarap dulu kayak Nazar. Suruh tutup mulut untuk orang tertentu. Suruh bikin berita baru.
Akhirnya, 162 proyek Nazar yg diungkap hanya 6. 2 yang libatkan Nazar dan 4 mengorbankan pegawainya saja. Nazar aman. Korupsi tidak hilang, kerugian negara gak balik, kita aja dibikin tepuk tangan, sambil bengong. RI