JAKARTASATU- Bapak dan Ibu Guru yang Budiman. Pernah gregetan ingin menjewer anak? Pernah merasa gemas sampai ingin mencubit siswa?
Percayalah, penghargaan ( reward ) jauh lebih ampuh untuk memunculkan perilaku siswa seperti yang kita inginkan. Jauh lebih mujarab daripada hukuman. Dan penghargaan tidak harus melulu berbentuk barang lho. Senyuman, pujian, belaian juga amat dalam masuk ke hati anak-anak didik kita.
Nah, ketika darah mulai naik ke ubun-ubun, tarik napas panjang ya. Andai–sekali lagi andai–sanksi tetap perlu dijatuhkan, pastikan Bapak dan Ibu Guru ingat bahwa hukuman harus bebas dari unsur dendam. Bayangkan anak-anak yang “ih, susah amat ya” itu punya masa depan. Agar mereka bisa meniti ke masa itu, kepentingan mereka hari ini kudu dijaga.
Alangkah baiknya jika sanksi juga melibatkan orang tua. Proyek yang harus dikerjakan bersama keluarga adalah contoh sanksi yang baik. Inilah wujud restorative justice, bahwa anak yang dianggap bermasalah tidak terlepas sama sekali dari pertanggungjawaban orang tua dan keluarganya.
Terima kasih, Bapak dan Ibu Guru yang kami banggakan. LPAI kirim doa tulus terbaik di Hari Guru ini, agar Bapak dan Ibu senantiasa bahagia di dunia dan punya jalan istimewa untuk memasuki gerbang surga.
Cium tangan dan peluk hangat,
Kak Seto Mulyadi (Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia)
Kak Henny Adi Hermanoe (Sekjen LPAI).