JAKARTASATU.COM –  Kerjasama dan sinergi antara Indonesia dengan Korea Selatan di bidang pengembangan inovasi UKM merupakan langkah strategis.

“Kita harus mengakui, inovasi produk UKM Indonesia masih ketinggalan. Sedangkan Korea Selatan adalah sebuah negara yang leading dalam hal inovasi di sektor UKM. Jadi, kerjasama dan sinergi ini merupakan langkah strategis agar UKM kita mampu melakukan inovasi, sehingga produk yang dihasilkannya memiliki daya saing di pasar global”, kata Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Makro Hasan Jauhari pada acara 2nd Indonesia-Korea SMEs Business Inovation Forum, di Jakarta, Kamis (14/12).

Di hadapan sekitar 50 orang delegasi dari Korea dan 100-an UKM Indonesia, Hasan berharap agar ajang ini dijadikan sebagai sarana untuk berdialog dan bertukar pikiran dalam menumbuhkan jiwa inovasi di kalangan UKM Indonesia.

“Korea ini negara nomor satu di dunia di bidang inovasi UKM. UKM kita harus mampu memanfaatkan hal ini dengan aktif melakukan sharing atau tukar informasi, sehingga bisa terjalin kerjasama antar UKM kedua negara”, kata Hasan.

Meski begitu, lanjut Hasan, inovasi UKM tetap harus berlandaskan kearifan lokal sebagai nilai tambah keunggulan produk UKM asal Indonesia. Sementara inovasi produk UKM Korea sudah berbasis teknologi atau technopreneur.

“Selain inovasi, UKM kita juga harus melangkah ke dunia ICT (information and communication technologies) yang sekarang sedang marak. Oleh karena itu, karena tuntutan pasar seperti itu, UKM kita harus memaksa diri untuk migrasi dari pemasaran offline ke online”, tegas Hasan lagi.

Apalagi, kata Hasan, prospek pasar Go Online di Indonesia sangat besar, dengan peningkatan sekitar 19% setiap tahunnya. “Jelas ini amat prospektif bagi UKM Indonesia. Maka dari itu, kita terus melakukan pelatihan-pelatihan untuk UKM agar bisa melakukan inovasi. Diantaranya, turut mengembangkan Kampung UKM Digital agar mampu memasarkan produk secara online”, kata Hasan.

Hasan menandaskan bahwa kerjasama dan sinergi ini sifatnya akan saling menguntungkan bagi UKM kedua negara. “Ada yang mereka punya, kita tidak punya. Begitu juga sebaliknya, ada yang kita punya tapi mereka tidak punya. Kondisi itulah yang diharapkan mampu memberi nilai tambah bagi UKM kedua negara”, tegas Hasan.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Pimpinan ASEM SMEs Eco-Inovation Center (ASEIC) Kim Se Jong mengatakan, kerjasama dan sinergi ini merupakan tindak lanjut kongkrit dari kunjungan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in beberapa waktu lalu. Dimana dalam pertemuan dengan Presiden RI Joko Widodo tersebut, kemitraan strategis antara Indonesia dan Korea sudah meningkat menjadi kemitraan strategis istimewa. “Langkah ini juga diharapkan dapat menjadi kontribusi terbesar bagi kedua negara di bidang pengembangan UKM di Indonesia”, kata Kim Se Jong.

Kim Se Jong menambahkan, sudah banyak dukungan untuk Korea Selatan dalam mengembangkan UKM di Indonesia. “Saya melihat kedua negara serius untuk meningkatkan inovasi produk UKM. Bisa juga sebagai pemicu untuk sinergi inovasi kedua negara untuk UKM. Di samping itu, kerjasama ekonomi kedua negara ini juga harus dilandasi keaktifan para UKM”, imbuh dia.

Sedangkan Penasehat Menteri dan Kepala Bagian Ekonomi Kedutaan Besar Republik Korea Kim Chang-nyun mengatakan, pihaknya melihat Indonesia sebagai pasar potensial yang merupakan pasar di Asia terbesar sebesar 40%.

“Indonesia memiliki SDM yang besar, sumber daya alam yang besar, juga konsumen yang juga besar. Banyak perusahaan asal Korea Selatan sudah berinvestasi di Indonesia. Karena, pemerintah Korea Selatan sangat memperhatikan Indonesia, khususnya pengembangan UKM”, pungkas Kim Chang-nyun. (Edy)