JAKARTASATU– Siapa yang tidak kenal dengan nama Rocky Gerung. Salah satu pengamat politik, sebut saja demikian, telah membius masyarakat Indonesia dengan ceplas ceplosnya saat berbicara di dalam ruang diskusi. Rocky, yang jika diperhatikan di akun media sosia seperti Twitter adalah orang yang gemar dan menaruh perhatian lebih ke alam.

Rocky, dalam beberapa kesempatannya di akun Twitter tersebut, jika diamati kerap pula melukiskan sesuatu dengan guratan “penanya” untuk memberikan perhatian lebih ke banyak hal, tidak terkecuali perkembangan politik.

Berikut kicauan “segar” Rocky yang dapat redaksi kutip dari akun Twitter pribadi miliknya dalam beberapa kesempatan:

“Kritik tak mewajibkan solusi. Masalah tak pernah baru. Ia adalah sisa dari kemarin. Yang harus baru adalah cara melihatnya. Bahkan satu hal yang dapat diterangkan dengan dua cara, berubah menjadi dua hal. Kritik itu mengurai, supaya ada cara baru melihat soal.

Bong, problem kalian: takut berdiri, tapi tak punya juga tempat duduk. Ya marah sepanjang hari deh. Belajarlah bikin kursi sendiri. Kan tukangnya deket monas. Aduh bong, gini aja deh: Membela penguasa saja itu tidak logis. Penguasa itu raksasa. Apanya lagi yang dibela? Sudah sore masih dongok. Konyol.

Jalan raya adalah ruang pamer kekuasaan. Halau menghalau, sumbat menyumbat, tumbuh jadi kultur. Amarah dan kekurangajaran berlomba tiba di ujung. Padahal tahu bahwa di ujung sana cuma tersedia frustrasi. Sungguh, kekuasaan menjadi dungu sejak dari jalan raya. #BerbagiPagi

Kekuasaan itu bertopeng. Supaya terlihat berwibawa, ia menghalau yang bukan dia. Supaya terlihat baik, ia menciptakan yang jahat. Kekuasaan harus menuduh, supaya ia tak jadi tertuduh. Tapi sekalipun ia bertopeng, kekuasaan itu terlihat pada jejak kedunguannya. #BerbagiSiang

Negeri ini pernah ada di era liberal. Kaya pikiran, tanpa permusuhan. Tapi paradoks adalah politik hari ini: Mengaktifkan kemajemukan adalah tugas pemimpin. Tapi justru ia pasif. Mendiamkan kebodohan adalah kesalahan pemimpin. Tapi justru ia aktif. Negeri paradoks. #BerbagiSore

Menumpang cahaya bintang, sepasang nyawa melintas malam. Berabad-abad menempuh waktu, demi menyampaikan pesan: ‘Langit tak pernah lelah mencintai bumi’. Berabad-abad telah berlalu, sepasang nyawa masih melintas malam, dalam sunyi alam semesta. #BerbagiMalam RI