JAKARTASATU– Memasuki awal tahun 2018, belum lagi ada laporan kasus difteri. Meski demikian, Kementerian Kesehatan memastikan kegiatan imunisasi diteruskan.”Imunisasi terus dilakukan untuk memastikan kita imun,” tegas Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, saat menjadi pembicara dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9), yang digelar di Ruang Serbaguna Roeslan Abdulgani, Kantor Kemenkominfo, Jl Medan Merdeka Barat 9, Jakarta Pusat, Kamis (12/1/2018).

Kegiatan kali ini mengambil  tema “Imunisasi, Difteri, dan Gerakan Antivaksin”, dengan menghadirkan narasumber Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Dirut Bio Farma Juliman, Deputi II Kantor Staf Presiden Yanuar Nugroho, dan Seretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Soedjatmiko.

Kegiatan ini juga bisa diikuti secara langsung di: www.fmb9.id, FMB9ID (Twitter), FMB9.ID(Instagram), FMB9.ID (Facebook), dan FMB9ID (Youtube).

Menteri Nila menyebutkan, stok vaksin difteri lebih dari cukup. Ini karena produsen vaksin difteri, yakni perusahaan milik negara PT Bio Farma, untuk sementara menghentikan ekspor ke 136 negara.” Tidak ada alasan kita kekurangan vaksin,” tegas Nila.

Dalam kesempatan yang sama, Nila Moeloek mengingatkan pentingnya imunisasi. Yakni untuk menjaga kekebalan tubuh.Nila juga memastikan vaksin difteri aman digunakan. Vaksin produksi Bio Farma telah digunakan di 136 negara yang sebagian besar negara muslim.

Nila juga mengingatkan, bahwa penyakit difteri adalah penyakit yang berbahaya. Bakteri bisa menyebarkan toksin atau racun yang menyerang jantung. “Saya menghimbau warga yang belum divaksin, segera melakukan vaksin,” kata Nila Moeloek. RI