JAKARTASATU.COM – Direktur CBA (Center for Budget Analysis), Uchok Sky Khadafi, menyatakan bahwa kehilangan pendapatan Perusahaan Gas Negara (PGN) sama saja dengan ada kemungkinan munculnya potensi kerugian negara yang harus disidik oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Uchok Sky Khadafi, kehilangan pendapatan, mungkin biasanya bukan disebabkan kesalahaan dalam mengelola bisnis, atau “mengkambinghitamkan” bahwa hal ini disebabkan perlambatan ekonomi Indonesia. Dan, berakibat semua industri mengalami kesulitan dalam bisnis mereka.
Untuk itu, agar lebih terang dan jelas, memurut Uchok Sky sebaiknya KPK melakukan penyelidikan, kemana saja uang sebesar USD.1.088.885.238 atau sekitar Rp 14.1 triliun tersebut?
Untuk diketahui, sebelumnya klikanggaran.com menemukan bahwa PGN sudah kehilangan pendapatan sekitar USD.1.088.885.238 selama tenggang waktu 3 tahun. Kalau satu dollar sama dengan Rp13.000, maka perusahaan gas plat merah ini sudah kehilangan pendapatan sekitar Rp 14,1 triliun.
Hilangnya pendapatan sekitar Rp 14,1 triliun ini, tentu sangat disayangkan. Jangan-jangan kehilangan pendapatan di Perusahaan Gas Negara disebabkan pengelola menajemen amburadul dan jelek sekali. Padahal kehilangan pendapatan sama saja mencabut napas perusahaan.