KANGAR, 1 Mac -- Mufti Perlis Dr Mohd Asri Zainul Abidin ketika sidang media di Jabatan Mufti Negeri Perlis dekat sini, hari ini. Jawatankuasa Fatwa Negeri Perlis hari ini memutuskan bahawa perbuatan mencemarkan alam sekitar dan memberi kesan kemudaratan fizikal secara langsung kepada manusia, haiwan dan tumbuhan adalah haram. --fotoBERNAMA (2016) HAKCIPTA TERPELIHARA

JAKARTASATU–  Sejak dahulu hubungan Indonesia-Malaysia sangatlah kuat. Selain karena masih satu rumpun Melayu, masyarakat Indonesia dengan Malaysia diikat dengan Islam yang dipeluk oleh mayoritas warga kedua negara.

Tidak hanya itu, hubungan Islam Indonesia dengan Malaysia sudah lama terjalin dengan banyaknya ulama kedua negara saling menimba ilmu Islam. Tidak sedikit kitab-kitab karya ulama Indonesia, menjadi kitab rujukan di banyak pondok pesantren yang ada di Malaysia.

Berbeda dengan Indonesia yang tidak memiliki mufti, Malaysia terdiri dari beberapa negara bagian dan masing-masing negara bagian memiliki Mufti sendiri. Istilah mufti sendiri merujuk kepada ulama yang memiliki otoritas memberi fatwa keagamaan, tempat bertanya umat soal-soal keagamaan dengan dimensi yang luas. Di sejumlah negara termasuk Malaysia, posisi Mufti menjadi bagian dari pejabat pemerintah resmi urusan fatwa atau agama. Fatwanya mengikat dalam kehidupan sosial dan yuridiksi hukum Pengadilan.

Mayoritas penduduk Malaysia adalah Muslim Sunni beraqidah Asy’ari serta bermazhab Syafi’i. Namun ada keunikan di negara bagian Perlis. Khusus negara bagian Perlis, muftinya justru tidak berpaham seperti mayoritas umat Islam Malaysia.

Saat ini Mufti negara bagian Perlis, dijabat oleh Dr. Mohd Asri Zainul Abidin atau yang dikenal dengan nama Dr. Maza. Sosok ulama muda ini sering dituduh sebagai Wahabi. Terlepas dari tuduhan itu semua, Dr Maza termasuk salah satu tokoh Islam terkemuka yang ada di Malaysia. Dan Alhamdulillah dalam beberapa hari kedepan beliau akan mengunjungi Indonesia untuk melakukan safari dakwah.

Ada yang menarik dari alasan kenapa Dr Maza tertarik untuk melakukan kunjungan safari dakwah ke Indonesia. Salah satu alasannya adalah karena nama besar Buya Hamka. “Diantara tokoh pembaharu di tanah melayu, maka Buya Hamka memiliki dampak paling besar terhadap perubahan umat,” katanya di Jakarta, Kamis (1/2/2018).

Dia mengaku pertama kali mengenal Buya Hamka setelah membeli kaset ceramah beliau yang berjudul Bersyukur.

Ketua perkumpulan sahabat dakwah internasional Ustaz Al Bukhori Al Wahid menyatakan Dr. Maza sangat mengagumi sosok buya Hamka sebagai tokoh tajdid (pembaharu).

“Insya Allah Dr. Maza direncanakan akan ceramah usai salat Jumat di Masjid Al Azhar dengan judul Buya Hamka, Ibrah dan Teladan Tokoh Pembangun Ummah,” katanya.

Dr. Maza tercatat sebagai Mufti termuda dalam sejarah Malaysia. Saat ini dia menjadi tokoh agama paling berpengaruh dengan gerakan reformasi pemikiran “Minda Tajdid” untuk membebaskan umat dari kejumudan, taqlid buta dan fanatisme sempit.

“Dr. Maza adalah tokoh muda yang cerdas dalam mengungkapkan permasalahan dan terkenal dengan gerakan pemikirannya,” kata Pimpinan Ma’had Al Islam Bekasi, Ustaz Farid Okbah . Ustaz Farid rencananya akan tampil bersama Dr. Maza dalam acara bedah buku “Bahaya Memahami Hadits tanpa Melihat Konteks”.  RI