JAKARTASATU.COM – Saat saya nonton Dies Natalis UI kemarin lusa, saya melihat keberanian sekaligus kebenaran yang harus dilihat oleh rakyat Indonesia. Saya sangat terharu karena lebih dari 13 th,bahkan sejak Mei 1998 tidak terlihat lagi sikap Heroik Mahasiswa. Zaman SBY Seluruh BEM di “plesirkan” ke luar negeri agar tidak mengeluarkan “Kartu Kuning” dan sempritan utk pemerintah.
Sempritan ZAADIT jauh lebih bernilai dibanding sempritan Polisi. Sempritan dan kartu kuning ZAADIT sebagai isyarat dari rakyat agar Liberalisme atau ideologi apapun termasuk KOMUNISME dengan seragam apapun harus keluar dari Stadion PANCASILA. Ingatan saya kembali ke Mei 1998, saat itu saya sebagai Komandan Korps Marinir mengambil keputusan utk mengawal anak anak ku Mahasiswa dlm menyelamatkan rumah kita semua Republik Indonesia.
Sayangnya kita belum siap, sehingga masuklah para Komprador mengambil alih, dan mengacak acak UUD 1945 sebagai aturan main PANCASILA sbg jati diri Bangsa. Anak anakku Mahasiswa, berdirilah bersama ZAADIT, bahu membahu utk memperbaiki tatanan yg rusak ini.
Di koran Rakyat Merdeka hari ini saya melihat betapa Jokowi tdk menghormati kita semua Bangsa Indonesia, sebagai salah satu simbol negara menerima penghormatan dengan pakaian “sak karepe”, sementara yang memberi penghormatan berjajar rapi dan bersih seragam rapi.
Dia boleh tidak menghormati dirinya,tetapi ada kewajiban dia sebagai Presiden untuk menghormati bangsa dan negara dg berpakaian laiknya seorang Presiden. Berilah rakyatmu kebanggaan.
Republik ini milik bangsa Indonesia bukan seseorang, bukan milik Presiden untuk dibuat sa’ karepe Dewe’. Maaf anak anak ku kalau saya sedikit melambung. Saya hanya ingin memberi ilustrasi betapa banyaknya PR yang harus kalian kerjakan kedepannya. Banyak perselingkuhan yang terjadi dengan kekuatan asing yang melahirkan anak anak haram seperti UUD Th 2002, Liberalisme, belum lagi perselingkuhan Pemerintah (Eksekutif) dengan DPR (Legislatif) yang melahirkan UU yang tidak berpihak kepada rakyat.
Anak anak ku, berjuanglah untuk keluargamu, bangsamu dan “Kedaulatan Negara” mu. Tanpa Kedaulatan, negara ini bukan negara . Berjuang lah anak anak ku agar kedepannya kita tdk menjadi “Aborigin” atau “Temasek”. Kami siap utk mewakafkan sisa sisa umur kami utk perjuangkan “Kedaulatan” negara kita.
Jangan dicontoh pejabat kita yang berkolaborasi dengan Asing dan Aseng demi remah remah roti (rotinya dimakan Asing dan Aseng) yang membuat regulasi dan cara cara Nepotisme. Anak anak ku tahu kah kalian mengapa negara negara Skandinavia maju?
Kata kuncinya cuma satu kata “Kejujuran” Kibarkan terus bendera perjuangan. Give Example and Be an Example. Selamat berjuang Anak anakku. Kobarkan semangat pertempuran. Tuhan bersama kalian. Amin.