PIALA PRESIDENT 2018 :
BLUNDER BAGI JOKOWI, DAN BOOMING BAGI ANIS

Feeling saya seandainya Persija kalah, Pasti Anis akan di panggil mendampingi Jokowi menyerahkan Piala pada Persija. Harapan bagi orang orang yang belum move on atas kekalahan Ahok- Jarot yang sangat sangat menemukan hati pendukungnya mengharap ketika Anis turun dari tribun Ke podium akan ada suara teriakan dari jack mania atau dari eks Ahoker Cs huhuhuhuhuhu.

Tapi karena Persija menang pasti Jack mania akan teriak Anis …anis … anis … Anis … dan nama Jokowi bisa tenggelam, ini lah yang di khawatirkan Maruara Sirait , ini hanya analis saya belum tentu juga benar.

Tapi semestinya final piala President semalam menjadi hiburan sportivitas jauh dari kognitif politik. Tapi sayangnya Blunder yang di lakukan oleh Maruara Sirait SC tidak menyebut nama Anis dan tidak meminta Anis untuk mendampingi Jokowi justru telah mengilincirkan Jokowi jauh dari kesan sportivitas dan menjauhkan Jokowi di hadapan pencita sepak bola Nasional. Hanya orang orang picik saja yang mengemas final piala President semalam untuk menjatuhkan Anis. Justru Jokowi telah dijatuhkan oleh Panitia Final President semalam, Saya yakin Jokowi tidak tau menahu soal ini.

Jangan lagi mengulangi sejarah kelam. Ketika Megawati menjadi President 2004, SBY sebagai menkopolkam mengalami loncatan kepopuleran luar biasa. Tentu sangat menghawatirkan bagi Megawati sebab Megawati masih ingin maju kembali pilpres 2004. Untuk mengerem laju popularitas SBY maka beberapa kewenangan SBY dipreteli dan diambil alih President Megawati. Akibat curhatnya SBY pada wartawan Almarhum Taufik Kiemas menyebut SBY Jendral kenak kanakan. Puncaknya 11 Maret 2004 SBY mengundurkan diri dari Kabinet President Megawati. Dan kenyataannya meskipun Megawati berpasangan dengan Ketua Umum PB NU KH. Hasyim Muzadi berhadapan dengan Pasangan SBY- JK. Suara SBY-JK 69 jt atau 60.4% Sementara Megawati – KH. Hasyim Muzadi 44,6Jt atau 39,3%. Apakah sejarah akan berulang?, mungkin kah Jokowi akan mengalami hal yang sama seperti yang pernah di Alami Megawati 2004?.
Berpolitik itu butuh kecerdasan Spritual karena dari sini lah politik itu di urai untuk membangun hubungan Illahiyah dan Insyaniah.
Sayangnya Perpolitikan Indonesia saat ini menjauh dari kecerdasan spritual akibatnya Indonesia dipersimpangan jalan.