Bubarnya Negara (Indonesia) Tergantung Pemimpinnya

679

JAKARTASATU– RI harus kita jaga selamanya dengan sepenuh tenaga dan usaha, jangan sampai alami disintegrasi seperti Uni Soviet atau Yugoslavia. Bahkan negara besar pun bisa pecah atau bubar jika tak dijaga kekuatan-kekuatan yang menyatukannya. Ada kondisi domestik ada juga geopolitik.
Apa yang disampaikan Pak Prabowo: ada kajian/ramalan/prediksi yang ingin RI bubar oleh pihak lain/luar. Inilah peringatan agar wadpada.
Intelektual disiden Andrei Amalrik tahun 1969 menulis: Will the Soviet Union Survive until 1984? (Akankan Soviet Bertahan hingga 1984?)
Terjadi polemik hebat karena Soviet adalah superpower yang kuat segalanya baik di bidang militer, partai komunis hingga ke rumah-rumah, dan lain-lain.
Akhirnya Uni Soviet bubar jadi 15 negara tahun 1991. Ini akhir yang tragis bagi sebuah adidaya yang pernah digjaya bahkan menguasai antariksa.
Ada faktor internal dan eksternal. Kenapa negara adidaya saja bisa bubar. Semua orang tak nyangka negara ada umurnya. Dont take it for granted. Faktor internal tentu karena kepemimpinan Gorbachev yang lemah. Gagal atasi stagnasi ekonomi, glastnost berhasil, perestroika yang gagal.
Belum lagi tragedi Chernobyl yang makan biaya. Konflik komunal dan etnis. Munculnya gerakan etnonasionalis di beberapa negara bagian. Faktor eksternal tentu Perang Dingin dann geopolitik yang membuat Uni Soviet menghadapi kekuatan-kekuatan yang mendorongnya untuk berubah. Tentu ada negara yang ingin RI lemah bahkan bubar agar negara itu diuntungkan. Keadaan inilah yg harus dilawan.
Mereka takut RI kuat. Ada satu masa kita ditakuti sebagai ancaman dati Utara, atau ancaman di Asia Tenggara. Mereka tahu posisi RI yang strategis secara geopolitik.
KalAu RI kuat secara ekonomi misalnya ada negara-negara tetangga yang dirugikan. Kalau kuat secara militer, kita jadi ancaman. Mereka ingin RI lemah. Salah satu cara membuat lemah adalah ketergantungan dann pemimpin yang lemah. Kepemimpinan lemah tentu tak jadi ancaman bagi ekonomi politik.
Apalgi pemimpin lemah seperti Gorbachev dulu suka dengan pencitraan dann dipuji-puji asing. Di dalam negeri kondisi ekonomi bobrok. Jadi apa yang disampaikan Pak Prabowo justru sebuah peringatan, jangan sampai kita gagal, jangan sampai kita bubar. Kita harus membela RI dengan semua upaya.
Jangan lengah, jangan terlalu percaya diri, jangan sampai terjadi disintegrasi sosial apalagi disintegrasi teritorial. NKRI harus kuat. Kalau soal ramalan/prediksi baca saja buku lawas seperti Alvin Toffler, Samuel Huntington, Fukuyama dan banyak lagi. Juga biografi beberapa tokoh luar.
Jadi inti pesan Pak Prabowo justru kita harus jaga NKRI, kita @Gerindra harus jadi bagian pembela NKRI, jangan sampai diatur asing apalagi bubar. Demikian kultwit singkat sekadar meluruskan cara menangkap pesan dari Prabowo soal adanya pihak luar yang ingin RI bubar. RI
*Politisi Gerindra, Fadli Zon on Twitter