Yusri Usman, Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI)

JAKARTASATU.COM – Maraknya aksi demonstrasi mahasiswa di beberapa daerah atas kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar mendapat sorotan tajam dari berbagai kalangan. Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman secara keras mengatakan bahwa ada kesan ketidaktegasan pemerintah.

“Ada yang kurang tegas di pernyataan pemerintah, ‘Selain BBM Premium dan Solar tidak naik, harus pula dijamin ketersediannya di SPBU di daerah, terkecuali untuk Jawa dan Bali ( Jamali ). Hal ini sesuai Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014,” kata Yusri pada wartawan, Kamis (29/3/2018) di Jakarta.

Dengan demikian, rakyat yang kurang mampu akibat beban ekonomi, tidak terjebak membeli BBM Pertalite dan sejenisnya seperti Pertadex dan Pertamax.

“Menjadi tugas dan tanggungjawab BPH Migas dalam perencanaan kebutuhan BBM setiap daerah dan kewajibannya mengontrol agar BBM Solar, Minyak Tanah dan Premium tidak digunakan tidak tepat oleh kalangan industri, termasuk industri pertambangan dan perkebunan,” tegasnya.

Sebab BPH Migas (Badan Pengatur Hilir Migas) juga ikut bertanggung jawab secara Undang Undang dan moral. “BPH Migas jangan cuci tangan dengan kelangkaan BBM, seolah olah karena konsumem sudah banyak beralih ke Pertalite , jangan berbohong kata Yusri.

Sebab institusi ini, lanjut Yusri, turut menikmati iuran per-liter BBM yang dibayarkan oleh rakyat, jadi harus kerja dan tanggung jawab donk terhadap alokasi BBM penugasan khusus Premium dan Solar subsidi tetap untuk rakyat .

“Kalau tak mampu, sebaiknya BPH Migas dibubarkan saja , karena hanya menambah beban negara dan masyarakat,” tandasnya.|ata/jkst