Masjid Quba/am

JAKARTSATU.COM – Ziarah berikutnya selain rutin menjalani ibadah  i Masjid Nabawi adlaah ke Masjid Quba. Masjid Quba berada di Madinah Mesjid ini adalah Masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah.

Pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi Mesjid ini dibangun di Quba, atau berjarak  sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah. Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa masjid Quba adalah masjid yang dibangun atas dasar takwa (Surat At Taubah:108). Sesungguhnya masjid itu yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut bagimu (Hai Muhammad) bersembahyang di dalamnya.

Di dalamnya terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri…….(At Taubah, 108).

Masjid ini telah beberapa kali mengalami renovasi. Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah orang pertama yang membangun menara masjid ini. Sakarang renovasi masjid ini ditangani oleh keluarga Saud. Mengutip buku berjudul Sejarah Madinah Munawarah yang ditulis Dr Muhamad Ilyas Abdul Ghani, masjid Quba ini telah direnovasi dan diperluas pada masa Raja Fahd ibn Abdul Aziz pada 1986.

Renovasi dan peluasan ini menelan biaya sebesar 90 juta riyal yang membuat masjid ini memiliki daya tampung hingga 20 ribu jamaah. Bangunan masjid Quba Meskipun sangat sederhana, masjid Quba boleh dianggap sebagai contoh bentuk daripada masjid-masjid yang didirikan orang di kemudian hari. Bangunan yang sangat bersahaja itu sudah memenuhi syarat-syarat yang perlu untuk pendirian masjid.

Ia sudah mempunyai suatu ruang yang persegi empat dan berdinding di sekelilingnya. Di sebelah utara dibuat serambi untuk tempat sembahyang yang bertiang pohon korma, beratap datar dari pelepah dan daun korma, bercampurkan tanah liat.

Di tengah-tengah ruang terbuka dalam masjid yang kemudian biasa disebut sahn, terdapat sebuah sumur tempat wudhu, mengambil air sembahyang. Kebersihan terjaga, cahaya matahari dan udara dapat masuk dengan leluasa. Masjid ini memiliki 19 pintu. Dari 19 pintu itu terdapat tiga pintu utama dan 16 pintu. Tiga pintu utama berdaun pintu besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya sebagai pintu masuk jamaah perempuan.

Diseberang ruang utama masjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar. Panduan di masjid Quba Saat akan memasuki bagian dalam masjid, sebaiknya memperhatikan petunjuk di dinding luar masjid. Itu adalah penunjuk pintu masuk yang dikhususkan bagi jamaah laki-laki atau perempuan. Akan terpampang pada sebuah plakat yang ditempelkan ke dinding pintu masuk untuk jamaah laki-laki maupun perempuan.

Apa perbedaan sejarah antara masjid Quba’ yang dibangun atas ketakwaan dan Haram Nabawi Syarif sekarang? Tidak ada kerancuan sama sekali dalam periwayatan sejarah antara Masjid Quba’ dan Masjid Nabawi. Bahkan perbedaan diantara keduanya jelas sekali. begitu juga kenyataan dalam jaraknya. Dimana masjid Quba’ di suatu tempat dan Masjid Nabawi di tempat yang lain.

Sangat jauh sekali antara keduanya ada kerancuan. Dahulu Quba’ adalah desa di luar Madinah Nabawiyah ditempati Bani Amr bin Auf. Sejauh 2 mil perkiraan sekitar 3 Km. Yaqut Hamawi mengatakan, ”Asalnya adalah nama sumur di sana, kemudian setelah itu dikenal dengan nama desa. Ia termasuk tempat tinggal Bani Amr bin Auf dari Anshor. Ia desa sejauh 2 mil dari Madinah sebelah kiri ke arah Mekkah.

Di dalamnya ada bekas bangunan yang banyak.” Selesai dari ‘Mu’jam Buldan, (4/302). Kedua: Ketika Nabi sallallahu alaihi wa sallam pergi ke arah Madinah, beliau turun di Quba’.

Berdiam selama 4 hari dan membangun masjid Quba’ dan shalat di dalamnya. Kemudian setelah itu pergi ke arah Madinah. Dan membangun masjidnya dimana ketika untanya duduk. Mubarokfuri mengatakan, “Pada hari senin 8 Rabiul Awal tahun 14 kenabian – ia adalah tahun pertama Hijriyah- bertepatan tanggal 23 September tahun 622 M. Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam turun di Quba’. Beliau tinggal di Quba’ selama 4 hari, senin, selasa, rabu dan Kamis. Beliau memulai membangun masjid Quba’ dan shalat di dalamnya.

Ia termasuk masjid yang pertama kali dibangun atas dasar ketakwaan setelah kenabian. Ketika pada hari kamis –hari Jum’ah- beliau naik unta atas perintah Allah kepadanya. Sementara Abu Bakar yang mengiringinya. Dan diutus ke Bani Najjar –pamannya- mereka datang seraya menghunus pedang dan berjalan ke arah Madinah. Dan mendapatkan shalat Jum’ah di Bani Salim bin Auf.

Maka Beliau mengumpulkan di tengah wadi dimana mereka ada 100 orang. Setelah shalat Jum’ah, Nabi sallallahu alaihi wa sallam masuk Madinah –waktu itu Yatsrib dinamakan Madinatur Rasul sallallahu alaihi wa salla, kemudian disingkat dengan Madinah- dimana hari itu termasuk sejarah yang fenomenal.

Unta beliau berjalan sampai di tempat Masjid Nabawi sekarang dan duduk. Beliau tidak turun darinya sampai berdiri lagi dan berjalan sebentar. Kemudian menoleh dan kembali lagi ke tempat duduk pertama. Maka beliau turun darinya. Hal itu di Bani Najjar –Pamannya- sallallahu alaihi wa sallam.

Selesai ringkasan dari ‘Rakhiqul Makhtum, hal. 154. Silahkan melihat untuk faedah di jawaban soal no. 70467. Ketiga: Tidak seorangpun dari kalangan para ulama’ yang mengatakan bahwa masjid Quba’ adalah masjid Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam. Dimana keduanya ada perbedaan yang jelas. Begitu juga hadits-hadits mutawatir sangat banyak di sunah nabawi yang menunjukkan perbedaan diantara keduanya. Ya, ada perbedaan dikalangan ahli ilmu maksud dari firman Allah Ta’ala: 108 Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya.” QS. At-Taubah: 108 Apakah ia masjid Nabawi atau masjid Quba’? Permasalahan ini terkenal di kalangan ahli ilmu. Diantara mereka ada yang berpendapat ia adalah masjid Quba’, diantara mereka ada yang mengatakan ia adalah Masjid Nabawi. Diantara mereka ada yang mengatakan ayat mencakup dua masjid, keduanya itu yang dimaksudkan. Pendapat terakhir ini adalah pilihan Ibnu Hajar dan lainnya.

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Masjid Quba’ dibangun atas dasar ketakwaan. Dan masjid Nabi sallallahu alaihi wa sallam juga dibangun atas dasar ketakwaan. Ia lebih layak akan hal itu. Ketika Allah turunkan ayat 108 “Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.” QS. At-Taubah: 108 Disebabkan masjid Quba’. Secara lafadz masjid Quba’ termasuk di dalamnya. Sementara Masjid Nabawi dengan cara lebih utama lagi.” Selesai dari ‘Minhajus Sunah Nabawiyah, (4/24). Silahkan dilihat juga ‘Majmu Fatawa, (27/406), Zadul Ma’ad karangan Ibnu Qoyyim, (382), Fathul Bari karangan Ibnu Hajar, (7/245). Mungkin penanya rancu perkataan para ahli ilmu terkait dengan ayat ini. Dia menyangka bahwa sebagian mengatakan bahwa masjid Quba adalah masjid Nabawi. Padahal permasalahannya bukan begitu. Itu adalah dua masjid, akan tetapi para ulama berbeda pendapat apa yang dimaksudkan dalam ayat yang mulia seperti tadi. Wallahu a’lam. (BERSAMBUNG/bds) AHM

Baca Juga:  Kisah Perjalanan Kedua Tanah Suci (Bagian I)

Catatan ke Tanah Suci: Kisah Masjid Nabawi (bagian 2)

Catatan ke Tanah Suci: Jannatul Baqi (Bagian 3)