JAKARTASATU – Nampaknya makin yakin dan kuat Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina (eSPeKaPe) mendorong calon kuatnya untuk pimpin Pertamina Satu. ESPEKAPE menegaskan untuk selamatkan Pertamina menyarankan supaya Iwan Ratman menjadi Dirut Pertamina.

Demi amanat Pasal 33 ayat 2 dan ayat 3 UUD 1945 meskipun kilang minyak di Pangkalan Brandan Sumatera Utara diporak-porandakan Belanda melalui Aksi Polisional Kedua pada Desember 1948, lebih kurang 15 ribu orang di Pangkalan Brandan pada 16 Juni 1957 tetap menuntut nasionalisasi supaya pemerintah pusat di Jakarta segera mengambil alih kepengurusan Tambang Minyak Sumatera Utara (TMSU), sehingga Menteri Perindustrian dan Perdagangan melimpahkan tugas untuk mengoperasikan perusahaan TMSU kepada Staf Angkatan Darat Mayjend TNI Abdul Haris Nasution dan pada 15 Oktober 1957 AH Nasution menugaskan Kol Dr Ibnu Sutowo sebagai pemimpin TMSU, yang pada 10 Desember 1957 berubah menjadi nama PT Permina (kelahiran Pertamina) yang disahkan Menteri Kehakiman pada 5 April 1958.

Pernah Ibnu Sutowo disarankan untuk mengembalikan Permina ke BPM oleh ekonom Soemitro Djojohadikusumo karena tidak ada modal pemerintah untuk membangunnya, tapi Ibnu Sutowo menolaknya dan berusaha keras mendapatkan modal dari Jepang.

Ketua Umum eSPeKaPe (Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina) Binsar Effendi Hutabarat dalam keterangannya kepada pers (27/4/2018) mengharapkan agar dalam menyelamatkan Pertamina haruslah jangan sekali-kali melupakan sejarah.

Pertamina yang pada 1972 memiliki undang-undang sendiri yakni UU No 8 Tahun 1972 tentang Pertamina yang menghasilkan Kontrak Produk Sharing (KPS) yang banyak diadopsi oleh berbagai perusahaan minyak dan gas bumi (migas) di negara lain seperti Petronas di Malaysia dan Petrobas di Brazil, sayangnya memasuki era reformasi yang berpijak pada amandemen UUD 1945 tidak diberlakukan dan diganti dengan UU Migas No 22 Tahun 2001 dengan status Pertamina sebagai perusahaan negara dialihkan ke status perseroan berdasarkan PP No 31 Tahun 2003. Yang akibat Pertamina jadi perseroan pada 2006 kilang minyak Pangkalan Brandan ditutup oleh Pertamina. “Padahal Pangkalan Brandan menjadi kota minyak tertua di Indonesia dan nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat,” beber Ketua Umum eSPeKaPe Binsar Effendi.

Sejak Pertamina jadi perseroan, penunjukan jabatan Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) pada konteks memimpin perusahaan migas plat merah naik turun atau pasang surut akibat dari lebih memperhatikan Pasal 33 ayat 4 UUD 1945 yang beraroma liberalisme ketimbang ayat 3 dan 4 nya.

“Terlebih ketika Rini M Soemarno menjadi Menteri BUMN dan sebagai RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) Pertamina melakukan kebijakan gonta-ganti jabatan Dirut Pertamina. Nampaknya ada kepentingan yang terselubung dan berpijak pada dua kaki untuk mendukung pemerintahan Presiden Jokowi” ujar Binsar Effendi yang juga Ketua Umum Komunitas Keluarga Besar Angkatan 1966 (KKB ’66) setelah mencermati pasca pemberhentian Ellia Massa Manik selaku Dirut Pertamina pada 20 April lalu melalui RUPS Luar Biasa.

Dengan tetap berkomitmen selaku stakeholders yang berkontribusi ikut merintis, membangun dan membesarkan Pertamina, mengawal Pertamina harga mati dengan memperjuangkan penyelamatan Pertamina.

“Menyelamatkan Pertamina dengan mengingatkan selalu jasa-jasa almarhum Prof DR H Ibnu Sutowo sebagai founding fathersnya Pertamina”, ujarnya tegas.

Untuk itu eSPeKaPe menyarankan kepada Presiden Jokowi agar nama DR Ir H Iwan Ratman, MA. PhD. berkenan untuk menjadi Dirut Pertamina pengganti Nicke Widyawati yang Plt Dirut Pertamina.

“Pemikiran Iwan Ratman menurut Binsar Effendi yang juga Ketua Dewan Penasehat Laskar Merah Putih (LMP) sangatlah nasionalis selain profesional murni yang non-partisan karena tidak punya background partai politik. Iwan bercita-cita agar industri migas di negeri kita ini dikelola dan dikuasai oleh bangsa Indonesia sendiri. Kredibilitas dan integritasnya mencintai Indonesia secara total begitu tinggi,” tambahnya.

Iwan pernah bekerja di Pertamina dan di PT Badak NLG, bahkan pernah bekerja di perusahaan migas luar negeri seperti di Shell asal Belanda dan di Total asal Perancis. “Bekerja secara utuh dari sektor hulu sampai ke sektor hilir sampai ditarik menjadi Deputi Operasional di BP Migas dan diteruskan menjabat VP Operators Support di SKK Migas. Padahal gaji di perusahaan di luar negeri itu 4 kali lipat tapi ditinggalkannya,” lanjut Binsar Effendi.

Masih kata Binsar jika Iwan Ratman dipercaya untuk menjadi Dirut Pertamina, pengabdiannya akan ia curahkan agar bangsa Indonesia mampu terhindar dari krisis energi dengan berusaha keras memberdayakan energi alternatif dari sumber-sumber yang sifatnya konvensional.

Sebab itu jika pemerintahan Presiden Jokowi juga berkeinginan untuk menyelamatkan Pertamina serta perusahaan plat merah tersebut patuh pada kebijakan pemerintah yang memegang saham 100 persen di Pertamina, maka memilih Dirut Pertamina yang menjadi hak prerogatif Presiden Jokowi jangan mengulang kembali kekeliruan yang ditentukan oleh Menteri BUMN sebagai pembantu presiden.

“Kami di eSPeKaPe akan merasa berbahagia dan berterima kasih sekali jika pada akhirnya pemerintah menunjukan Iwan Ratman sebagai Dirut Pertamina,”terangnya Ketua Umum eSPeKaPe Binsar Effendi.

TIM Redaksi berusaha mengejar Iwan Ratman yang dijagokan Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina agar kita tak pilih kucing dalam karung. Dan nama Iwan dalam pengalaman duni energi luar biasa sehingg kami berhadil bertemu dan dia memberikan konsep untuk Pertamina, artinya dia sudah siap betul. Berikut ini Visi Iwan untuk  menjadikan Pertamina THE WORLD CLASS ENERGY COMPANY:

Program Utama:

a.Menjadikan Pertamina sebagai “Power House Energy” milik bangsa sehingga menjadi “mesin pencetak uang bagi negara ”.

b.Titik beratkan bisnis hulu migas sebagai “profit center” (Eksplorasi dan Produksi) baik di wilayah kerja dalam negeri maupun luar negeri. Target pendapatan dari bisnis hulu adalah 70% dari total pendapatan perusahaan.

c.Mengembangkan energi alternatif seperti: biodiesel, energi angin, energi hidrogen, energi panas matahari, energi kelautan, dan energi baru dan terbarukan (EBT) lainnya.

d.Lakukan perubahan mendasar pada 2 hal pokok yaitu:

-Semua rencana bisnis harus bertujuan ekonomis.

Melakukan perubahan perilaku organisasi secara drastis dan berkesinambungan

bahkan Iwan juga telah membuat target 2018-2019 soal kerjanya jika terpilih pimpin Pertamina:

-Keuntungan bersih: minimal USD 4 Milyar/tahun (Rp. 56 Trilyun/Tahun)

-Sweating the asset: Doubling Asset to Revenue Ratio

-Financial Engineering and Recapitalized Asset.

-Holding Migas: Meningkatkan Benefit to Asset Ratio

MISI: DALAM RENCANA BISNIS PERTAMINA

1.Bisnis Hulu Migas sebagai Main Profit Center

Pertamina mendapatkan Wilayah Kerja (WK) Produksi yang telah habis masa kontrak dan masih mempunyai prospek ekonomis.

Pertamina ikut tender WK yang berprospek bagus sehingga dapat mengurangi resiko kegagalan Eksplorasi yang membutuhkan biaya besar.

Pertamina mengembalikan WK yang “idle” kepada Pemerintah terutama WK yang sama sekali belum digarap karena pertimbangan ekonomis.

Pertamina menggiatkan kegiatan ekplorasi untuk meningkatkan cadangan migas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Bisnis Hilir Migas

1 Kilang Pengolahan (Refinery) harus menjadi unit bisnis yang berorientasi laba (profit center.

  • Pembangunan kilang baru untuk meningkatkan kapasitas nasional dengan strategi:

-Kilang Baru dirancang dengan kompleksitas tinggi dan Berintegrasi dengan Petrochemical Complex Plant.

-Melibatkan Crude Oil Provider untuk dapat berpartisipasi dalam investasi.

  • Bisnis EBT/Gas fokus pada pengembangan bisnis gas alam, geothermal, dan power plant.

3. Human Capital

Mind set change pada Corporate Culture (Budaya Perusahaan) untuk menjadi Perusahaan kelas dunia (world class energy company).

Human capital as main asset, berdasarkan Competency Based Company,.

Rasionalisasi Karyawan secara alamiah dan perekrutan high potential employee utk meningkatkan produktifitas kerja perusahaan.

Peningkatan kesejahteraan Pekerja dan Pensiunan Pertamina mengikuti standar Internasional.

Company safety culture and mind set.

Peningkatan Profesionalisme kinerja Pekerja di segala bidang.

Kinerja Organisasi

Organisasi menuju kepada pencapaian Key Performance Indicator (KPI) Perusahaan.

Pengembangan IT based system ditujukan untuk peningkatan kinerja perusahaan.

Business Plan diarahkan untuk pencapaian target dari Dewan Komisaris dan Pemerintah (Kemenneg BUMN).

Ini memang ideal dan Iwan juga mengatakan jika program itu tidak jalan saya bersedia mundur. “Saya siap mudur dan tak usah harus dicopot seperti yang sudah-sudah,” ujar Iwan secara khusus kepada ENERGYWORLD INDONESIA Sabtu, 28 April 2018.

TENTANG IWAN RATMAN

Berikut ini perjalanan Iwan Ratman.

DR. Ir. IWAN RATMAN, MSc, PE, Iwan lahir di Cimahi 5 Januari 1967. Saat ini sebagai CEO & President Director PT. Petro T&C International. Ia adalah Anggota American Institute of Chemical Engineers (AIChE), Card No. 0090037087

Dalam RIWAYAT PENDIDIKAN ia jebolan Teknik Kimia, Universitas Diponegoro, Indonesia, (1985 – 1990), Professional Engineering (PE), The University of Texas, USA (1998- 1999), Master Teknik dan Manajemen Industri (MSc), Institut Teknologi Bandung (ITB) Indonesia (2000- 2002), Philosophy Doctor of Gas Engineering (PhD), University Teknologi Malaysia (UTM), dan Imperial College, London UK (2006-2009).

Pengalaman jam terbangnya dimulai dari ia bekerja di BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), Jakarta- Indonesia Process Engineer, Okt 1990 – Jan 1991, PERTAMINA,  Unit Pengolahan III, Bimbingan Profesi Sarjana Teknik (BPST-14), Sungai Gerong, Palembang- Indonesia: Feb – Nov 1991, Kilang LNG Badak, Bontang- Indonesia Production Planner & Gas Coordinator, Technical Dept: Nov 1991 – Jan 1994, Kilang LNG Badak, Bontang- Indonesia Senior Process Engineer, Technical Dept: Jan 1994 – Feb 2000, Proyek Kilang LNG Tangguh, Jakarta- Indonesia Senior Project Control Engineer/ Ass. Business Manager: Feb 2000-Feb 2001.

GULF RESOURCES Ltd, Jakarta- Indonesia Senior Project Engineer of South- Jambi Project: Feb – Jul 2001,  CONOCOPHILLIPS, Jakarta- Indonesia Gas Marketing Coordinator: Jul 2001 – Feb 2002 .

SHELL LNG, Brunei Darussalam and Amsterdam Holland Division Head of Gas Processing Technology: Feb 2002 – Sep 2006

TOTAL INTERNATIONALE, Paris- France – Gas Processing Dept, Strategy & Business Development: Sep 2006 – Sep 2007. – LNG Dept, Strategy & Business Development: Sep 2007 – Jun 2008

Shtokman LNG Project, Russia: Jun 2008 – Jun 2010 7. BP Migas / SKKMIGAS- Satuan Kerja Khusus Kegiatan Hulu MIGAS Kepala Divisi Manajemen Proyek : Jun 2010 – Jul 2011 Vice President Management Rep. Premier Oil : Jul 2011 – Jul 2012 Spesialis Utama Deputi Pengendalian Operasi : Jul 2012 – Feb 2013 Kepala Divisi Penunjang Operasi : Feb 2013 – Feb 2014 Spesialis Utama Deputi Pengendalian Operasi: Feb 2014 – Jan 2015 IV.

PENGHARGAAN                                                                                              Karyawan Teladan PT Badak LNG, PERTAMINA, 1996                                                  The Best Employee 2003, SHELL LNG, Brunei Darussalam, 2003

PENGALAMAN ORGANISASI                                                                                Ketua Mahasiswa Teknik Kimia UNDIP, 1988 , Ketua Seksi Sospol Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan/ABRI (FKPPI) Daerah Jawa Tengah, Semarang, 1989. Ketua Masyarakat Indonesia di Brunei Darussalam, 2003, Ketua World Indonesian Expatriates, 2007, Ketua Dewan Pembina Komunitas Migas Indonesia (KMI), 2010 – sekarang.          Ketua Ikatan Alumni Teknik Kimia UNDIP, 2011- sekarang,  Pengurus Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKK-PII), 2011 – sekarang

PEMBICARA SEMINAR DAN KONFERENSI / MAKALAH ILMIAH                               • Pertamina-PT. Arun-PT. Badak Technical Seminar, Indramayu, Indonesia, 1997. • “Efforts to Improve Steam & Water Related System in Badak LNG Plant” in Water treatment Seminar, Surabaya, Indonesia, 1997. • “Basic Steam Boiler” in Operator Crash Program Training Seminar, Bontang, 1997. • “Chemical Quality Control (CQC) System” in Badak Management Meeting, Bontang, 1997. • “Utility Technology” in Chemical Engineering Convention, Semarang-Indonesia, 1997. • “New aMDEA Solvent Performances” in Badak LNG Producer Meeting, Bontang, 1998. • “LNG Process Technology” in Chemical Engineering of Undip, Semarang, 1998. • “Efforts to reduce waste carbon containing heavy metals in Badak LNG Plant” in Chemical Process Technology Seminar, University of Indonesia, Jakarta, 1999.

• “Clean Technology Policy of Badak LNG Plant” in Islamic University of Indonesia, Yogyakarta, 1999. • “Cryogenic Technology”, University of Diponegoro, Semarang Indonesia, 1999. • “Gas Business Overview of Asia Pacific”, Chemical Engineering National Seminar, Semarang, 2003.

• “Methods of Removing Carbon Dioxide” in Gas Processing & Treatment Seminar conducted by AIC Conferences, Singapore, 1996 • “Plant 1 Corrosion Updates and Planning of aMDEA Solvent Testing” and “Fuel Gas Balance” in Technical Review Meeting (TRM) in Paris (France), 1997.

• “Amine Cycle Conversion in The Steam Condensate System, Improves Steam Purity and Saves Operating Costs” in AIChE Spring National Meeting, New Orleans, USA, 1998.

• “BLNG experiences on SS-410 material”, Distillation Group, Shell Global Solutions International, Amsterdam, 2002.

• “Pros and Cons of BASF’s aMDEA and Shell’s Sulfinol for CO2 Removal: A Handy De-bottlenecking option”, Gas and LNG Users Network Workshop,Sur – Oman LNG, 2003. • “Natural Gas Treating Overview”, Natural Gas Processing Workshop, Jakarta Indonesia, 2003. • “Technical evaluation of ADIP-X new developed solvent”, MLNG, Bintulu, Malaysia, 2003. • “Performance of aMDEA compared to Sulfinol-D”, Gas Technology Conference, Kuala Lumpur, 2003.

• “BLNG dehydration unit portfolio”, Gas & LNG User Network (Shell Groups), Brunei, January 2005. • “High Solvent loss and corrosion issue on Acid Gas Removal Unit”, SPINFEX Conference, Brunei, 2005 • “Research Challenges on Natural Gas Treating Process”, Regional Postgraduate Conference On Engineering And Science 2006,Malaysian University of Technology, Johor Baru, 2006.

• “LNG Process Technology Portfolio”, TOTAL SA, Paris France, 2009. • “Amine Solvent Operational Issues in the Removal of Carbon Dioxide from Natural Gas: A Review”, Chemical Engineering Science, 2008.

• “Foam behaviour of aqueous solution of blends piperazine- Nmethyldiethanolamine (MDEA) as function of the type of impurities and concentration”, American Institute of Chemical Engineers, 2008.

• “The Influences of Natural Gas Impurities to the Surface tension of blended Piperazine- N-methyldiethanolamine (MDEA) Solution”, Reactor Journal, 2009 • “Reduction of Foam Formation and Surface Tension in the Blended MDEAPiperazine Solution using Mixed Matrix based-carbon nanotubes”, Journal of applied membrane science and technology, 2009.

• “Application of PES-CNTs mixed matrix membrane to reduce foam promoting impurities in the Blended MDEA-Piperazine Solution”, Journal of applied membrane science and technology, 2009.

• Keynote Speaker “Simposium Nasional” Pengembangan Teknologi dan Potensi Energi untuk Kesejahteraan, UMS Surakarta, 2010

• Pembicara pada Forum Kemunikasi Keselamatan Migas “Menjaga Kesinambungan Operasi Migas dengan mengurangi unplanned shutdown”, Jakarta, 2010 • “Indonesia Deep Water Project Opportunities”, Deepwater Asia Congress 2011, Shanghai, 2011 • “Project Change Management – Basic Approach in Project Life Cycle Overviews, Risk and Change Management”, Project Management Seminar, Jakarta, 2011

• Keynote Speaker “Project Management Institute- Symposium and Exhibition”, Bali, 2011 • Keynote Speaker pada IAMPI conference “The importance of risk management to successful project”, Jakarta, 2011

• Keynote Speaker pada seminar “Tantangan Indonesia dalam menghadapi krisis pangan dan energi”, Semarang, 2011

• Keynote Speaker “Oceano 2011”, ITS Surabaya, 2011 • Keynote Speaker “Petrogas Days 2012”, Optimizing Oil and Gas sector to strengthen National Competitiveness, Universitas Indonesia, Jakarta, 2012

• Keynote Speaker “Asian Safety Professional Forum”, Kuala Lumpur Malaysia, September 2012 • Pembicara Seminar “Upaya Menegakkan Kedaulatan Energi ditengah Problematika Pengelolaan Migas”, Universitas Trisakti, Jakarta, 2012 • Pembicara pada IndoHSEQ 2013, Palembang, 2013 VII.

PENGALAMAN TUGAS/PENUGASAN

• As Badak Gas Coordinator, Bontang,1993-1995. • As Technical Support Coordinator of Train G Commissioning (Start-up), Bontang,1997.

• Coordinator of Badak-BetzDearbon Quality (BBQ) Team in PT.Badak, Bontang, 1995-1997.

• Secretary of Chemical Quality Control (CQC) Team in Badak LNG, Bontang, 1997 • Anggota Tim pada The Mid Year Review Meeting with LNG Buyers in Tokyo (Japan), 1995. • Tim Peningkatan Kapasitas dan Kehandalan Kilang LNG Badak, Bontang, 1998. • “ESD/EDP system Benchmarking” Team Member, Bintulu, Malaysia, 1999.

• “LNG Project Assessment” , Oman LNG Plant, Sur, Sultanate of Oman, 2000

• Project Leader of amine solvent swap program, Brunei LNG, 2002-2003

• “Study development” for Aguada Pichana project, Argentina, 2006 • Team leader of “Amine review study”, Elgin/Franklin, Aberdeen, Scotland, 2007

• Review team member on Sechuan gas plant project (China) • Review Team Member on Kashagan project, (Kazakhstan), 2007 • “Pre-FEED study” of Shtokman LNG project (Russia), 2007 • “Study on Kuff Gas Process”, Qatar, 2008

• Process Technology Manager on “GTU Shtokman project Russia”, Donetsk Ukraine, 2010.

Dengan sederet pengalaman ini Iwan memang layak pimpin Dirut Pertamina, semoga saja kali ini Pertamina tak salah lagi memilih orang. Kita tunggu saja. |RON/JKST