JAKARTASATU– Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengkritisi rekomendasi 200 mubaligh yang dikeluarkan Kemenag baru-baru ini. Menurutnya, pemerintah melalui Kemenag dapat melakukan hal lain ketimbang mengeluarkan rekomendasi itu untuk, misalnya membuka ruang dialog terkait isu-isu tertentu.
“Pemerintah melalui Kemenag bisa membangun dialog dengan para Muballigh sampaikan keresahan obyektif pemerintah, dan para Muballigh juga bisa menyampaikan hal yg sama, tanpa perlu membuat daftar rekomendasi yg cenderung monolog, yang penuh curiga dan berpotensi memecah belah,” katanya, Sabtu, 19 Mei 2018, di akun Twitter pribadi miliknya.
Hal itu menurut dia dengan menekankan nuansa kebangsaan nasionalis yang sejak lama sudah dibicarakan sehingga mubaligh sepatutnya tak perlu dibuat seperti rekomendasi.
“Sejak dulu semangat kebangsaan dan nasionalisme warganya, dirawat melalui lisan para muballigh yang menyerukan keIslaman dan keIndonesiaan sebagai nilai integratif. Pancasila sebagai produk dari integrasi tersebut.”
Tokoh atau ustaz yang seperti itupun menurut Dahnil mampu didapat dengan info belakangan ini, sebut saja ustaz Abdul Somad dan ustaz Adi Hidayat yang dilihatnya sudah menunjukkan komitmen terhadap kebangsaan.
“Ustaz berilmu tinggi dan berakhlak baik seperti Abdul Somad, Adi Hidayat dan banyak Ustaz-ustaz lain yang tinggi komitmen kebangsaannya pantas didengar oleh Umat. Jadi, tidak perlu menghidangkan selera satu kelompok kepada kelompok lain. Kemenag penting mendengar semua pihak.” RI