JAKARTASATU– Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan catatan di Hari Kebangkitan Nasional di tahun 2018 ini. Catatan yang dituliskan oleh SBY, ada yang menarik, misalnya ia mengingatkan bahwa bangsa ini mesti selalu ingat sejarah—tidak melupakannya, apalagi jatuh ke lobang sama karena keledai pun tak demikian. Pun termasuk akan adanya lagi reformasi.

Berikut tulisannya yang dituangkan ke dalam Twitter pribadi miliknya, Minggu, 20 Mei 2018: 

Tahun 2018 ini memiliki makna sejarah yang  tinggi. Tahun 1908-Kebangkitan Nasional. Tahun 1928-Sumpah Pemuda. Tahun 1998 tonggak Reformasi. 

Semangat Kebangkitan Nasional 1908, 110 tahun lalu-Menjadi bangsa yang merdeka & berdaulat. Bebas dari belenggu para penjajah. 

Generasi sekarang & mendatang bertugas untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara Maju (Developed Country) di abad 21 ini. 

Semangat Sumpah Pemuda 1928, 90 tahun lalu-Bersatunya pemuda-pemudi Indonesia di seluruh Tanah Air, yang amat majemuk identitasnya. 

Jangan sampai generasi sekarang kurang rukun & kurang bersatu. Berdosa kita kepada para pendahulu. Malu pula kepada generasi mendatang. 

Semangat & agenda Reformasi 1998, 20 tahun lalu-“koreksi besar & mendasar atas kehidupan bangsa yang kurang adil & berimbang bagi rakyat”.

Intinya: (1) Kekuasaan tak boleh terlalu absolut, agar kebebasan rakyat & demokrasi hidup.

(2) Hukum tegak & tak tebang pilih. 

(3) Ekonomi adil & menyejahterakan seluruh rakyat. 

(4) Dlm politik praktis (termasuk pemilu), negara (termasuk TNI, Polri & BIN) netral & tak berpihak. 

Generasi sekarang & mendatang wajib jalankan & wujudkan amanah reformasi tersebut. Kalau tidak, bisa ada reformasi lagi di masa depan. 

Jangan lupakan sejarah. Keledai tak tersandung batu yang sama. Bangsa Indonesia adlh bangsa yang besar, bukan keledai & ingat sejarahnya. RI