JAKARTASATU– Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) meminta Kementerian Agama membuat database dakwah. Hal itu disampaikan Ketua ICMI Jimly Asshidiqqie dalam menanggapi polemik daftar 200 mubaligh/penceramah yang dirilis Kementerian Agama (Kemenag), baru-baru ini di kediaman BJ Habibie, Jakarta. 

“Kemenag saya anjurkan membuat database keagamaan yang lengkap. Termasuk membimbing semua rumah ibadah punya database,” kata Jimly

Jimly menjelaskan, bahwa diperlukannya database dakwah, data dasar untuk dakwah, data jemaah, data mubaligh, data ulama agar dapat dijadikan referensi dalam menyusun ceramah. Oleh sebab itu, ICMI menyarankan Kemenag membuat database dakwah, bukan hanya database mubaligh. 

Sehingga Jimly mengatakan tidak sepakat apabila Kemenag membuat daftar rekomendasi mubaligh. Sebab menurutnya, tiap hari jumlah mubaligh terus bertambah.

“Jadi nggak ada gunanya kalau 200 ditambahin 400, ini konsepnya sudah dimarahin banyak orang, sudah disalahpahami. Mubaligh di Indonesia tiap hari ada seribu muncul, bertambah mubaligh baru,” tutur Jimly.

Selain itu, Jimly juga menegaskan agar Kemenag melakukan pendataan, bukan hanya sekedar pencatatan dalam menyusun database dakwah. RI