Sang Alang Menjawab Oleh Beng Aryanto
Masuk Dapur Rekaman 1994.
Saat ingin masuk dapur rekaman, Johni terbilang punya kepercayaan diri tinggi. Jenis musik yang diusung Johni adalah Rock and Ballads Tidak semua musisi awal masuk dapur rekaman membuat dummy yang diserahkan label dengan dummy full track. Dia akuinya memulai dengan dummy full track , jaman dulu tergolong berbiaya cukup tinggi, namun ke inginan menggebu Johni memasukan dummy dan kepercayaan tingginya di apply dummy yang dibuat pertama kali ke Union Record dan alhasil diterima.
link Video klip “Sendiri ” : https://www.youtube.com/watch?v=bCPvdEW320k
Namun proses keputusan rilis terlalu lama akhirnya diputuskan Johni pindah ke Harpa Record dengan Hits berjudul “ Sendiri “. Rilis album pertamanya terbilang cukup sukses dipasaran, dengan penjualan diatas 150 ribu copy. Album kedua stag karena situasi di tahun 97 sedang krismon, walau sudah edar namun kondisi market sedang tidak menentu. Dibawah naungan label recording Nebula akhirnya posisi edar album kedua terhambat penjualannya.
Akibat penjualan album kedua terhambat lantas kemudian Johni mulai menekuni bisnis handycraft. Lewat beberapa koneksi dan kenalan potensialnya seperti Adi Sasono mantan aktivis LSM / ICMI dan Mantan menteri UKM, serta Syukron Makmun ketua PNU , ia mendapat pekerjaan yang cukup bagus dalam meniti karir awal bisnis baru yang dijajakinya. Tak dipungkirinya awal bisnis Johni pun banyak memiliki link yang cukup bagus. Perkenalannya dengan keluarga cendana baik Tommy Soeharto maupun Siti hardijanti Rukmana semakin memantapkan karir bisnis yang ditekuninya hingga berbuah kesuksesan.
Link bagus itu dimanfaatkan dalam pengembangan usahanya. Program pembinaan yang digelontorkan masa orde baru, sebagai salah satu program kerja yang digulirkan menjadi keberuntungan usaha yang dirintis sejak ia banting stir dari dunia musik. dari situlah awal mula bisnis yang dilakoni Johni merambat naik dimana awal mula menangani bisnis merchandise dan handycraft. Usaha Johni berafiliasi menjadi UKM binaan dari anak perusahaan Menperindag (PT Sarinah Thamrin). Pembayaran kala itupun sangat mensuport usaha UKM UKM kecil disamping pembinaan usaha yang dilakukan pemerintah kala itu.Bahkan dalam pembinaan yang dilakukan pemerintah, memberi kesempatan para UKM yang memiliki produk bagus dapat promosi ke luar negeri.
Saat krismon buyer pun tertutup hingga akhirnya Johni banting stir memulai bisnis di media buyer/media placement. Saat jatuhnya rezim orde baru dan munculnya partai partai baru, perusahaan media placement yang dikelola Johni mendapat pelimpahan spot iklan TV dan berbagai media cetak. dari situ awal kebangkitan dunia usaha Johni yang ditanganinya. Dibawah bendera communications Asiacom , bisnis advertising di media planner dan buyer Johni merangkak naik hingga menjadi salah satu communications yang cukup diperhitungkan di Indonesia .
Karena trend iklan saat ini sudah berpindah ke era digital mau tidak mau kini usaha yang dilakukan Johni coba bertahan untuk terobosan baru dibisnisnya. Selain berbisnis media placement, Johni pun berbisnis even organizer. Tak jarang Johni menyelenggaraan perhelatan/event musik dengan skup khusus pencarian bakat bagi musisi baru, guna memberi kesempatan generasi muda yang tertarik didunia musik selain bisnis restauran dan cafe dengan nama Glam Rock Cafe yang dibuat di bilangan Galaxy Bekasi Barat. Cafe itu juga dibuat untuk mengapresiasi dan mengangkat kembali musisi rock yang pernah jaya dijamannya, selain juga ia bisa menyalurkan hobby dan tetap menjaga relasi bisnis bermusiknya. Dari Bisnis yang ditekuni sejak krismon, Johni pun secara ekonomi terbilang cukup mapan dari jerih payah yang dilakukan bertahun tahun.
*** Bersambung