JAKARTASATU– Rasanya banyak yang gembira dengan prediksi saya. Dan saya mendapat pujian. Saya bilang kalau Kroasia menang incumbent kalah. Kalau Perancis menang incumbent menang. Pada bahagia dari semalam.
Tapi dalam mengelola apa pun, pertandingan semalam menggambarkan PRILAKU organisasi atau kelompok organisasi apa pun secara umum. Termasuk negara atau partai politik. Saya dulu pernah ngajar tema ini.
Kroasia itu baru, seperti generasi baru. Atau perusahaan zaman now yang suka tiba-tiba melejit. Penuh inovasi, energic penuh ketidaktersugaan luar biasa. Tapi sebagaimana yang baru sering mudah dipatahkan. Rawan dan mudah patah arang.
Perancis itu legenda, terduga, pasti, dewasa, dan berpengalaman. Persis seperti organisasi yang sudah dari generasi ke generasi. Tetapi, kurang inovasi, lamban dan gelagapan melihat realitas baru. Tapi banyak keberuntungan yang dimanfaatkan.
Itulah yang nampak semalam, pertarungan antara kelompok tua dan kelompok muda, antara yang lama dan yang baru, antara yang legendaris dan bintang bersinar. Pola permainannya nampak, Kroasia punya tenaga lebih. Tekan terus dari awal.
Perancis yang tertekan dan mendapat keberuntungan berpengalaman mengelola keadaan. Semua sumberdaya terbiasa ter-orkestra menuju satu tujuan, serang jantung kawan dan gol. Kroasia mulai nampak terpukul. Maklum anak muda.
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil ke depan. Termasuk bagi politik kita yang sedang lebih ketegangan. Incumbent ingin menang tapi peluang kelompok baru juga terbuka. Jika mereka tidak teliti maka serangan lawan bisa mematikan. Dan kekuatan baru menang.
Piala dunia ini telah memberi kita banyak inspirasi untuk mengelola negeri. Mari kita praktikkan dalam pemilu serempak 2019. Gunakan segala jurus dan strategi. Terima kalah, terima menang dan jangan curang.
Tetapi, bagi saya. Dalam politik ini incumbent telah berbuat salah dari awal yang belum disadari sampai sekarang. Ini bisa menjadi titik kelemahan yang apabila diserang akan mematikan.
Mari berlomba merebut kemenangan dengan cara yang benar. #BolaDanKita sekian. RI
*Politisi PKS, Fahri Hamzah