JAKARTASATU– Pimpinan organisasi Kepemudaan menuding akan ada sekelompok orang yang coba memanfaatkan perpolitikan di Indonesia dengan dalih atau alasan keagamaan. “Ekstrimis Islam, Ekstrimis Kristen, Ekstrimis Katolik, Ekstrimis Hindu, Ekstrimis Budha, termasuk ekstrimis non-agama dan lain-lain berbahaya untuk Indonesia.
Dan, mereka sama-sama bergelayutan menggunakan politik untuk saling menihilkan nalar sehat, dengan mendompleng kekuatan politik,” demikian kata Ketum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, Selasa, 24 Juli 2018, di akun Twitter pribadinya. Selain itu, menurut dia, ekstrimis-ekstrimis Agama dan Non-Agama ini banyak juga yang memamfaatkan akun-akun palsu alias Tuyul sosmed untuk menyerang siapa saja, delegitimasi. “Ada fakta sekelompok Esktrimis Islam mendompleng beberapa kelompok politik yang sering dibahas media dan publik belakangan ini, tapi kerap lupa ada fakta ekstrimis kristen, dan lain-lain yang juga mendompleng kekuatan politik lainnya.”
Mereka, lanjut Danil, sama-sama menjadi ancaman serius terhadap NKRI. “Lembaga survey kita harus juga melakukan riset dan publikasi persepsi politik umat Kristen, Budha, Hindu dan lain-lain, agar bisa menilai secara ilmiah sikap politik umat beragama lain, tidak sekedar mengeksploitasi sikap politik Umat Islam sehingga memunculkan berbagai tuduhan sepihak. @hensat.”
Di tengah kontestasi politik. Seringkali, kata Dahnil, narasi-narasi kajian selalu bias mengeksplorasi potensi ekstrimisme di kalangan Islam, tapi nyaris luput mengkaji sikap ekstrimisme di Kristen, Buddha, Hindu, dan agama lainnya. “Contoh sederhana, stigma-stigma yang mengerikan itu adalah di Pilkada DKI, yang pilih Anies adalah kelompok Intoleran dan Radikalis. Yang pilih Ahok adalah kafir dan murtad. Yg protes ucapan Ahok dan mau Ahok dipenjara adalah radikalis. Ini stigma-stigma kaum ekstrimis yang dompleng politik.” RI