JAKARTASATU– Salah satu Wakil Sekretaris Jendral DPP Partai Demokrat, Andi Arief mengkritisi Joko Widodo maupun pendukung dalam memilih pendamping di Pilpres 2019. Jokowi disebut Andi, dalam memilih pendamping berpotensi masyarakat saling bertengkar.

“Partai Demokrat melihat dari cara Jokowi memilih koalisi dan Cawapres sedikit berbahaya, karena memaksa masyarakat berhadap-hadapan nantinya. Bahkan jika benar Cawapres latar Islam yang dipilih lebih karena niatan menang dengan menundukkan Islam yang lain,” demikian katanya, Senin, 23 Juli 2018, di akun Twitter pribadi miliknya.

Selain itu, ketika Demokrat dikritik belum mengambil sikap, Andi berkilah bahwa hal demikian adalah teknik agar jawaban atas masalah yang dihadapi Negara tepat sasaran. “Partai Demokrat bukan plin-plan. 

Tapi sedang menimbang bagaimana taktik yang tepat agar negara ini bisa selamat dari berbagai persoalan yang sedang mendera. Bukan sekedar menang. 

Besok termasuk kita akan mendengar apa rencana Pak Prabowo menyelamatkan keadaan ini.”

Andi melanjutkan, belum bersikapnya Demokrat juga karena untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan seperti di tahun 2014 lalu. “Tahun 2014, suara partai Demokrat hilang separuh. 

Peserta konvensi elektabilitas di bawah Prabowo dan Jokowi. Kami tahu diri. Kami tidak mau terlibat jauh dalam pertikaian akibat pecahnya kongsi ‘batu tulis’ Gerindra-PDIP yang buahkan situasi sampai hari ini.” RI