Tim Indonesia berfoto bersama seusai menerima Trophy Perunggu dalam olimpiade Robot internasional Dimeksiko / Foto Ist

JAKARTASATU – Sorak sorai dan gemuruh aplaus penonton pun menghiasi Ciudad arena, tempat berlangsungnya olimpiade robot internasional-First Global Challenge  di kota Meksiko (18/8/2018) dalam acara penutupan ajang lomba robot dunia tingkat pelajar Sekolah Menengah.

Tim Robotik Indonesia, yang diwakili oleh  Madrasah Aliyah (MA) TechnoNatura Depok Jawabarat. Kali kedua mengharumkan bangsa Indonesia dalam ajang tersebut. Dalam penantian hasil penilaian para dewan juri First Global Challenge 2018 ini, peserta Indonesia berdebar debar dan akhirnya dalam pengumuman Tim robot Indonesia berhasil menyabet perunggu Disney Award untuk kategori Imagination dan Creativity.

Tim robot technoNatura yang bertanding di Olimpiade Robot Meksiko / Foto Beng

Alhamdulillah, walau Indonesia memperoleh perunggu dan menjadi juara tiga dunia dalam kategori imagination and creativity untuk Disney Award, Saya selaku pembimbing mereka sangat bersyukur atas peraihan yang diperoleh anak didik kami,”ungkap  A Riza Wahono, Msc, Phd  seorang  doktor lulusan University Manchester Of Technology (UMIST) – UK 1995, yang membidani berdirinya Madrasah TechnoNatura dan  banyak memberi gagasan kurikulum berbasis teknologi di sekolah Madrasah tersebut dalam komunikasi via whatsapp (18/8/2018) Sabtu malam waktu Indonesia bagian barat.

Sementara peringkat pertama di rebut oleh tim robot Australia dan peringkat kedua untuk Disney Award di raih Afrika Selatan. Kompetisi olimpiade robot bertujuan  membangun pemuda global masa depan serta memperkenalkan masalah energi ke generasi muda. Permainan Impact of Energy diangkat menjadi tema Olimpiade Robot FGC2018. Dimana tiap tim membangun sebuah robot yang dapat menjawab tantangan lomba untuk menghasilkan energy dengan menggunakan solusi robotika.

“Tim robot Madrasah Technonatura yang turun saat ini adalah junior dari tim robot terdahulu yang ikut pada kompetisi robot di Washington DC tahun 2017 lalu. Tujuannya tentu agar memberi kesempatan yang sama dalam ajang ini,” papar Tras Rustamaji saat tim Indonesia bertolak ke Meksiko pada Minggu malam (12/8/2018) di bandara Soekarno Hatta – Tanggerang Banten minggu lalu.

“Bila  robot tahun lalu bernama Wowwi, tahun ini robot  bernama D2L (Dark to Light), karena tema lomba tahun ini berkaitan dengan energy impact. Mengambil nama dari konsep itu dengan maksud, gelap menuju terang/cahaya.” Ujar Tras Rustamaji Kepala Sekolah Madrasah Internasional TechnoNatura yang ikut mendampingi tim robot berlomba di Meksiko .

Tim Indonesia saat berfoto bersama dengan tim negara Inggris dan Guyana  / Foto : ist

Tim Robot Indonesia mendapat dukungan dari Kementrian Agama, dimana Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sempat mengundang tim robot ke kantornya untuk melihat langsung kesiapan robot hasil ciptaan yang akan bertanding  sebelum tim robot berangkat ke Meksiko . 12 orang yang ikut Tim Indonesia diwakili oleh siswa/siswi Madrasah Internasional TechnoNatura yang tergabung dalam tim Rendevous 2045 (R2045) berpartisipasi dalam kompetisi ini bersama tim dari 186 negara lain didunia.

Berbekal prestasi Robotik di tahun 2017, 4 orang dari tim Never Before diundang secara khusus oleh perusahaan IT Amerika Serikat, seusai kompetisi robot di Meksiko tanggal 19 Agustus langsung menuju Silikon ValleySan Fransisko-USA, untuk mengikuti pelatihan “ How to set up startup oleh Silicon Valley Code Camp belajar bagaimana sebuah start up berkembang dan ekosistem apa yang sehat bagi sebuah startup. Mereka akan berkesempatan untuk belajar, berkunjung dan berdiskusi ke Jawara IT dunia seperti Google, Facebook, Tesla, NASA dan sebagainya.”ujar A Riza Wahono.Bravo (JKST/Beng Aryanto).