Inilah jawaban 5 Guyon Denny JA soal hasil survei Pilpres tanggal 21 Agustus 2018, dimana selisih pasangan Jokowi versus Prabowo di atas 20 persen. Denny JA menulis dan disebar di WAG, berikut lengkapnya:

Soal Survei Pilpres, Isu 3 Juta USD, dan Kasus Survei LSI yang Meleset

Denny JA

Sejak LSI Denny JA mengumumkan hasil survei Pilpres tanggal 21 Agustus 2018, dimana selisih pasangan Jokowi versus Prabowo di atas 20 persen, beredar aneka informasi “miring” soal survei LSI Denny JA dan peristiwa dibalik survei itu.

Sebagian teman menyarankan, “Bro Denny, itu perlu direspon. Jika tidak, itu info dianggap benar.” Sebagian lagi mengusulkan: “sudahlah bro, jangan dilayani itu info usil. Terus saja melakukan survei dan konf pers.

Itu dua jenis saran yang bertentangan dari teman teman dekat. Untuk jalan tengahnya, saya merespon saja tapi sambil guyon.

Pertama, isu saya sudah dikontrak kubu Jokowi sebesar 3 juta USD (43 milyar rupiah) untuk penggiringan opini memenangkan Jokowi.

Sebagian teman teman LSI mengeluh, kok bayaran untuk memenangkan pilpres kali ini, mengelola opini 196 juta pemilih, kecil sekali? Artinya harga average per pemilih hanya 250 rupiah saja. Apa iya harga LSI sudah semurah itu ? (# Guyon Pertama?).

Kedua, isu saya sudah bertemu Jokowi tak lama sebelum mempublikasikan survei tanggal 21 Agustus 2018. Ditampilkanlah foto saya berdua bersama Jokowi.

Tapi foto saya di sana, saya belum berkumis. Banyak pula yang bertanya apakah kumis yg tumbuh di wajah saya itu palsu, atau bisa numbuh cepat dalam waktu seminggu? Kok di foto saya bersama Jokowo itu tak ada kumisnya (# Guyon kedua?)

ketiga, muncul data survei LSI Denny JA soal pilkada Jakarta yang menyatakan kepuasan atas Ahok di atas 70 persen. Tapi seminggu kemudian di hari pencoblosan Ahok kalah.

Lalu diberi keterangan, survei Denny JA meleset: Ahok kalah!

Yang membuat meme ini lupa bahwa saya yang paling gencar menyatakan Ahok bisa dikalahkan, bahkan setahun sebelum pilkada, walaupun saat itu dukungan Ahok tinggi sekali.

Ia lupa pula berita di banyak koran Prabowo ucapkan terima kasih kepada LSI Denny JA karena ikut mengalahkan Ahok. (#Guyon ketiga)

Keempat, diberitakan saya dipanggil Luhut Panjaitan tiga kali dan diancam soal pajak saya jika tak mau membantu Jokowi di 2019.

Padahal jika saya jumpa pak Luhut, juga tokoh lain, kita tak pernah bicara soal pajak. Kita hanya bicara soal survei, politik, dan sesekali soal puisi (Guyon ke empat?)

Kelima, survei Denny JA ini cepat sekali. Pasangan baru resmi mendaftar tanggal 10 Agustus 2018. Hanya dalam waktu 11 hari, ia sudah bisa konf pers soal survei nasional.

Pastilah itu survei palsu, yang dibuat di kamarnya sendiri.

Yang memberi komentar ini pasti sangat awam soal teknologi digital. Ia tak menyadari bahwa dengan internet, kerja survei konvensional sudah bisa dikerjakan 50 persen lebih cepat.

Ini sudah dilakukan LSI berkali kali, termasuk dalam pilkada DKI yang mengumumkan kemenangan Anies-Sandi dalam survei akhir.

Yang memberi komentar ini, walau berlagak ahli, pastilah sudah tidur selama 20 tahun terakhir. Ia baru bangun kemarin dan kaget dunia sudah berubah (#Guyon lima?)

Ini saja respon saya, secara guyon saja. Tapi bisa juga respon ini dipersepsikan dengan serius?